JAKARTA (IndoTelko) - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berhasil mencetak laba sebesar Rp 1,44 triliun sepanjang 2015 atau melesat dibandingkan 2014 sebesar Rp 741,5 miliar.
Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan menyatakan sepanjang 2015 pendapatan yang diraih sebesar Rp 3,421 triliun naik tipis 3% dibandingkan 2014 sebesar Rp 3,3 triliun.
Telkomsel menjadi penyewa terbesar dari menara milik Tower Bersama sepanjang 2015 dengan nilai sewa Rp 1,32 triliun, disusul Indosat (Rp 826 miliar), XL Axiata (Rp 511 miliar), Tri Indonesia (Rp 371 miliar), Telkom (Rp 195 miliar), dan Smartfren (Rp 92 miliar).
Per 31 Desember 2015, Tower Bersama memiliki 19.796 penyewaan dan 12.389 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 11.389 menara telekomunikasi, 936 shelter-only, dan 64 jaringan DAS.
Dengan total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 18.796, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,65.
CEO Tower Bersama Hardi Wijaya Liong menjelaskan sepanjang 2015, perusahaan bertumbuh secara organik sebanyak 675 menara telekomunikasi dan 803 kolokasi ke dalam portofolio.
Meskipun bertumbuh sebanyak 1.488 penyewaan secara organik tahun ini, penambahan penyewaan bersih perseroan lebih rendah, terutama dikarenakan keputusan untuk tidak mengakui penyewaan Bakrie Telecom sejak awal 2015.
“Tetapi, kualitas kredit dari penyewaan perseroan meningkat dan marjin EBITDA untuk 2015 juga meningkat karena efisiensi dan restrukturisasi perjanjian induk dengan operator yang terkait dengan penyaluran penuh biaya listrik kepada operator. Restrukturisasi ini telah mengurangi risiko perusahaan terhadap fluktuasi biaya listrik,” jelasnya.
Per 31 Desember 2015, lanjutnya, total pinjaman (debt) Perseroan, di mana pinjaman dalam dolar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah Rp16.206 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp8.588 triliun.
Memiliki saldo kas yang mencapai Rp296 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp15,910 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp8,292 triliun.(wn)