telkomsel halo

Tower Bersama bidik pertumbuhan mendaki hingga 10%

16:22:20 | 17 May 2017
Tower Bersama bidik pertumbuhan mendaki hingga 10%
Herman Setya Budi (kiri) dan Helmy Yusman Santoso (dok)
JAKARTA (IndoTelko) - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membidik pertumbuhan usaha sepanjang 2017 naik sekitar 5% hingga 10% mengandalkan kinerja organik.

"Kami salah satu pemain menara yang memiliki keunggulan dari sisi organik. Jika mengandalkan organik saja, kita prediksi bisa tumbuh 5% hingga 10% tahun ini. Soalnya kita belum ada dengar operator ingin lepas menara tahun ini untuk jika mau tumbuh secara anorganik," ungkap Presiden Direktur Tower Bersama Herman Setya Budi usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Rabu (17/5).

Diungkapkannya, hingga 2016 perseroan memiliki sekitar 13 ribuan menara dan di 2017 dibidik menjadi sekitar 14.200 hingga 14.500 menara didirikan. Investasi untuk satu menara berkisar Rp 1,1 miliar hingga Rp 1,2 miliar.Belanja modal yang dianggarkan tahun ini sekitar Rp 2 triliun - Rp 2,5 triliun. Sumber pendanaan belanja modal tersebut bisa berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan.  

"Kita di 2016 ada sekitar 2200 tenant. Tahun ini dibidik pertambahan 2.500 tenant. Hingga kuartal pertama lalu sudah ada 1.020 tenant," ulasnya.

Obligasi
Pada kesempatan sama, Chief Financial Officer Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso mengungkapkan perseroan   akan menerbitkan obligasi berdenominasi dollar Amerika Serikat dan akan ditawarkan kepada investor asing.

Jumlah obligasi yang akan diterbitkan maksimal US$500 juta. Rencananya surat utang tersebut diterbitkan oleh anak usaha perseroan yang berlokasi di Singapura, yakni TBG Global Pte Ltd.

"Penetapan rencana obligasi dolar ini selalu diagendakan tiap tahunnya, tapi kita belum tahu jumlah pasti yang akan diterbitkan. Saat masih melihat perkembangan pasar obligasi dulu, kalau baik nanti baru diterbitkan," kata Helmy.

Rencananya, obligasi dalam dolar ini akan digunakan perseroan untuk menambah kekurangan dana belanja modal sewaktu-waktu nantinya jika jumlahnya melebihi dari target perseroan. Selain itu, perseroan juga berencana untuk melakukan refinancing utang yang saat ini dimiliki.

"Kalau jadi terbitkan obligasi dalam dolar ini rencananya untuk refinancing utang untuk mengurang cost of fund perseroan," kata Helmy.

Saat ini perseroan memiliki utang dalam bentuk dolar mencapai US$1,4 miliar. Terdiri dari US$650 juta merupakan global bond dan sisanya sebanyak US$750 merupakan utang sindikasi perseroan kepada 11 bank.

Untuk diketahui, pada Maret 2017 lalu TBIG juga telah memperoleh pinjaman bank sebesar US$500 juta yang merupakan pinjaman dengan tenor terpanjang dan termurah untuk Fasilitas Pinjaman Revolving.  

Dividen
Sementara salah satu hasil RUPST adalah pembagian dividen tunai Tahun Buku 2016 sebesar Rp 995 miliar. RUPST telah menyetujui pembagian Dividen Tunai Final sebesar Rp665 miliar, sehingga penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku 2016 adalah sebagai berikut: Rp5 miliar dialokasikan untuk cadangan umum, Rp330 miliar dialokasikan untuk Dividen Interim Tunai yang telah didistribusikan pada bulan September 2016, Rp665 miliar sebagai Dividen Final Tunai untuk tahun buku 2016 dan nilai yang tersisa dialokasikan untuk Saldo Laba.

GCG BUMN
Dividen Final Tunai ini akan didistribusikan pada tanggal 13 Juni 2017 kepada seluruh pemegang saham yang tercatat di Daftar Pemegang Saham pada tanggal recording date 30 Mei 2017 dan tanggal cum dividen (akhir periode perdagangan saham dengan hak atas dividen) 24 Mei 2017.(dn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year