JAKARTA (IndoTelko) – Layanan ride-hailing Uber telah berhasil hadir di 30 Kota sejak beroperasi pada 2014 di Indonesia.
Uber telah hadir di 30 kota yang tersebar di 7 pulau di Indonesia: Jawa (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Cimahi, Cirebon, Surakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, Batu, Banyuwangi dan Jember), Bali, Lombok, Sumatera (Bandar Lampung, Palembang, Medan, Deli Serdang, Pekanbaru), Batam, Kalimantan (Pontianak dan Balikpapan) dan Sulawesi (Manado dan Makassar).
“Kami sangat senang bisa menghadirkan Uber bagi begitu banyak orang di begitu banyak kota di Indonesia. Ekspansi kami menunjukkan dibutuhkannya ridesharing di kota-kota besar dan menengah serta kuatnya komitmen kami di Indonesia. Uber bangga bisa menciptakan peluang ekonomi bagi para mitra-pengemudi, melayani area yang tidak terlayani angkutan publik; mengurangi kepadatan lalu lintas di kota-kota dan mendukung pariwisata,” kata Regional General Manager, Asia Pasifik, Uber, Michael Brown belum lama ini.
Penelitian dari AlphaBeta, lembaga riset strategi dan ekonomi yang berbasis di Singapura dan Sydney, menunjukkan penumpang menggunakan Uber karena 5 alasan utama: 1. Terjangkau, 2. Nyaman, 3. Terpercaya, 4. Efisien, 5. Aman. Mereka juga bisa menghemat biaya perjalanan hingga 65% dan waktu mereka hingga 38% sejak menggunakan Uber.
Setiap mitra-pengemudi punya alasan tersendiri mengapa mereka bergabung bersama Uber - ada yang mencari uang tambahan untuk keluarga, bersosialisasi dengan orang lain, menabung untuk rencana pernikahan atau membangun usaha sendiri - namun mereka memiliki keinginan yang sama: bisa memperoleh uang tambahan dengan waktu yang fleksibel menyesuaikan dengan kehidupan mereka, bukan sebaliknya: hidup menyesuaikan waktu menguber rezeki.
Selama tiga bulan terakhir, 61% mitra-pengemudi menggunakan aplikasi Uber kurang dari 10 jam per minggu; sementara data Alphabeta menunjukkan, 46% mitra-pengemudi bergabung dengan Uber karena fleksibilitasnya dan 32% ingin memperoleh pendapatan tambahan.
Uber juga berkontribusi dalam meningkatkan inklusivitas keuangan bagi mitra-pengemudi: 6% mitra tidak memiliki rekening bank sebelum bergabung dan 39% mitra lebih aktif secara finansial setelah bergabung dengan Uber.
Berdasarkan studi dari AlphaBeta, 6% penumpang telah berhenti menyetir dan 62% telah mengurangi penggunaan kendaraan pribadi; 20% perjalanan di Jakarta dan sekitarnya diawali dan diakhiri di area-area yang kurang terlayani oleh transportasi publik, dan 8% perjalanan di Jabodetabek terjadi pada pukul 23:00 - 05:00, sementara data kami menunjukkan 30% perjalanan di Jakarta terjadi pada pukul 22:00-02:00.
Dalam tiga bulan terakhir, pengguna dari 76 negara telah menggunakan Uber di Indonesia - mayoritas berasal dari Singapura, Amerika Serikat, Malaysia, Australia dan Inggris.
Data dari AlphaBeta menunjukkan bahwa 43% dari mitra-pengemudi Uber sebelumnya tidak masuk dalam kategori angkatan kerja -diantara mereka, 28% menganggur, 8% tinggal di rumah, 4% pelajar dan 3% pensiunan.(wn)