JAKARTA (IndoTelko) - PT Artajasa Pembayaran Elektronis Tbk (Artajasa) akhirnya memilih jalan Initial Public Offering (IPO) untuk mencari pendanaan segar bagi ekspansinya.
Perusahaan terafiliasi dengan Indosat Ooredoo itu akan melepas sebanyak-banyaknya sebesar 437.505.800 saham biasa atas nama, atau sebesar-besarnya 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham dengan nilai nominal Rp100 setiap saham.
Perseroan melepas harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia dikisaran Rp 850-1.250 per saham. Jika dihitung dari jumlah saham yang dilepas maka perseroan akan mengantongi dana segar hasil IPO sekitar Rp 371,8 miliar Rp 546,8 miliar.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi adalah PT Indo Premier Sekuritas, dan Penjamin Emisi Efek Utama dengan PT CLSA Sekuritas Indonesia. (
Baca:
Saham Artajasa)
“Kami sebagai pelopor di industri sistem pembayaran, melakukan rencana IPO ini sebagai strategi korporasi dalam mendukung implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Kami optimis saham kami akan diminati oleh investor karena prospek industri sistem pembayaran di Indonesia," kata Direktur Utama Artajasa Bayu Hanantasena kala paparan publik, di Jakarta Kamis (1/3).
Diungkapkannya, industri yang digeluti perseroan masih sangat menjanjikan dengan didukung oleh beberapa faktor seperti tingkat penetrasi layanan perbankan dan keuangan yang masih rendah, kemudian inisiatif Pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan transaksi non-tunai, dan juga pertumbuhan transaksi eCommerce.
Artajasa memiliki beberapa bisnis baru. Salah satunya bisnis remitansi yang sebagian besar pelanggannya adalah financial technology.
Diharapkan Artajasa ke depan menjadi partner yang lebih baik bagi seluruh industri, memiliki keterbukaan informasi dan melakukan good governance.
Perseroan menargetkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan dapat diperoleh pada tanggal 22 Maret 2018 dan masa penawaran umum akan dilangsungkan pada tanggal 23 dan 26 Maret 2018. Pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada tanggal 29 Maret 2018.
Artajasa merencanakan untuk menggunakan dana yang diperoleh dari IPO sekitar 60% akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas layanan Perseroan melalui pembelian peralatan dan/atau perlengkapan teknologi informasi.
Sisanya sekitar 40% akan digunakan untuk memperkuat modal kerja Perseroan dalam rangka mendukung kegiatan operasional Perseroan seiring dengan bertambah luasnya jejaring bisnis Perseroan.
Sebagai perusahaan yang menyediakan jasa setelmen, Perseroan dari waktu ke waktu diwajibkan memiliki modal kerja yang cukup untuk memenuhi kewajiban setelmen atas transaksi yang terjadi dalam jaringan bisnis Perseroan dalam hal terjadi lonjakan transaksi dan/atau kegagalan sistem/peralatan. Kebutuhan modal kerja juga akan meningkat dengan bergabungnya mitra-mitra kerja baru dan bertambahnya titik-titik pembayaran dalam jejaring bisnis Perseroan.
Hasil kegiatan Operasional, selama kurun waktu tahun 2014 s/d 2016 Artajasa berhasil membukukan pendapatan bersih dari Rp409,72 miliar menjadi Rp489,82 miliar atau laju pertumbuhan majemuk tahunan (compound annual growth rate / CAGR) 9,3% - lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.
Pertumbuhan ini juga diiringi dengan pertumbuhan laba periode berjalan dari Rp121,75 miliar menjadi Rp156,87 miliar dengan CAGR 13,5%, lebih tinggi dari laju pertumbuhan pendapatan bersih. Sampai dengan periode 9 bulan tahun 2017, Artajasa telah membukukan pendapatan bersih sebesar 74% dari pendapatan bersih yang dibukukan di akhir tahun 2016 dengan laba periode berjalan mencapai 70% untuk periode yang sama.
Sampai dengan September 2017, Artajasa juga dapat menjaga posisi yang kuat pada neraca, ditunjukkan oleh rasio total aset terhadap liabilitas sebesar 3,05x dan total aset lancar terhadap total liabilitas jangka pendek sebesar 1,77x.
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi menunjukkan pertumbuhan yang signifikan selama periode tahun 2014 s/d 2016 di mana pada tahun 2014 dan 2016 Artajasa berturut-turut membukukan Rp145,61 miliar dan Rp266,71 miliar atau CAGR 35,3%.
Sampai dengan periode 9 bulan tahun 2017, Artajasa telah membukukan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar 84% dari pencapaian di tahun 2016.
Artajasa sendiri bisa dibilang sebagai cucu usaha dari PT Indosat Tbk (ISAT) melalui anak usahanya PT Aplikasinusa Lintasarta. Perusahaan tersebut yang memegang sekitar 55% saham Artajasa. Sementara Indosat memegang 72,36% saham Aplikasinusa Lintasarta.(id)