JAKARTA (IndoTelko) - PT Pegadaian akan memacu digitalisasi untuk mendukung peningkatan kualitas layanan guna menopang pertumbuhan usaha di masa depan.
"Strategi Pegadaian dalam menghadapi tantangan antara lain melakukan transformasi pengembangan kanal distribusi, maupun produk yang berbasis digital. Digitalisasi proses bisnis dan transformasi di area human capital termasuk corporate culture," ungkap Direktur Utama Pegadaian Sunarso dalam keterangan, kemarin.
Diungkapkannya, Perseroan juga akan memperluas jangkauan dan jenis layanan meliputi peningkatan jumlah agen, memberikan layanan online melalui mobile app, menambah produk baru seperti gadai tanpa bunga, gadai tanah syariah, dan layanan berbasis fintech.
Sunarso mengakui, bahwa kondisi persaingan di bisnis Pegadaian semakin ketat antara lain disebabkan terbitnya Peraturan OJK 31/2016 yang memungkinkan masuknya pemain-pemain baru di industri pegadian, seperti financial technology (fintech).
“Namun, kami optimis dengan strategi yang dijalankan agar Pegadaian tetap dapat mempertahankan pangsa pasar di industri gadai dan mampu mendiversifikasi mesin pertumbuhan pada produk-produk non-gadai,” katanya.
Adapun beberapa senjata pegadaian di digital diantaranya layanan melalui aplikasi agen pegadaian dimana hingga Februari 2018 sudah ada 2.700 agen. Pegadaian Digital Service dimana hingga Februari 2018 sudah ada 11 ribu nasabah yang bertransaksi melalui kanal tersebut.
Pada tahun 2017, Pegadaian meraup laba Rp2,5 triliun tumbuh 13,7% dibanding tahun sebelumnya Rp 2,21 triliun. Pencapaian tersebut didorong oleh kenaikan outstanding loan (OSL) menjadi Rp36,882 triliun dan pendapatan usaha sebesar Rp10,523 triliun
Tahun 2018, Pegadaian menargetkan dapat melayani 11,5 juta nasabah dengan OSL Rp 45,4 triliun , pendapatan Rp 12,5 triliun, dan laba bersih Rp 2,7 triliun.
Pegadaian sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berusaha selalu meningkatkan kontribusinya kepada Negara seperti yang dilakukan pada tahun 2017 dengan berkontribusi terhadap pembayaran Pajak sebesar Rp1,6 triliun dan setoran deviden diperkirakan sebesar 1,02 triliun.
Untuk kebutuhan pendanaan sepanjang tahun ini, Perseroan menerbitkan obligasi berkelanjutan III tahap II dengan nilai total emisi Rp3,5 triliun yang akan digunakan untuk keperluan refinancing obligasi, modal kerja dan pelunasan Surat Utang Pemerintah (SUP) yang jatuh tempo, serta mengejar target Outstanding Loan (OSL) periode 2018.
Selain itu juga menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) senilai Rp500 miliar yang digunakan untuk memperbaiki struktur pendanaan untuk memperoleh cost of fund yang lebih baik.(wn)