JAKARTA (IndoTelko) - Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebagai regulator di industri telekomunikasi menilai Telkom selalu patuh pada regulasi dalam pengelolaan satelit dan slot orbit yang diberikan pemerintah kepada operator itu.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kominfo Ismail, mengungkapkan sejauh ini sebagai regulator menilai Telkom dalam mengelola slot serta berbisnis transponder satelit sesuai dengan regulasi dan standar yang berlaku. Telkom bermain di bisnis satelit sejak 1976.
"Sejak pertama kali Telkom meluncurkan satelit, setahu kami Telkom selalu mematuhi regulasi yang ditetapkan baik ditingkat nasional maupun internasional. Mereka kelola dua slot orbit dan selalu melakukan perencanaan yang matang sejak pengadaan hingga dioperasionalkan" katanya kemarin.
Ismail pun menyambut gembira kabar hampir selesainya pembangunan satelit Telkom 4 oleh manufakturnya, Space Systems Loral (SSL). (
Baca: Perkembangan satelit Telkom 4)
"Kominfo menyambut baik kabar bagus soal perkembangan pembangunan satelit Telkom 4 yang katanya sudah mencapai 99% oleh manufakturnya. Itu artinya sinyal bagus untuk satelit bisa diluncurkan dengan window pertengahan Juli hingga Agustus 2018," tambahnya.
Sebelumnya, Direktur Wholesale & International Service Telkom Abdus Somad Arief di sela-sela acara Bali Annual Telkom International Conference (BATIC) 2018 beberapa waktu lalu pembangunan satelit Telkom 4 nyaris selesai. "Kalau untuk manufacturing-nya sudah 99%. SSL bisa menyelesaikan lebih cepat dari jadwal,” ungkapnya.
Dikatakannya, saat ini yang ditunggu justru slot untuk launcher alias peluncur yang diperkirakan ada di Agustus 2018. “Window waktunya ya Agustus, nunggu slot launcher,” pungkasnya.
Narada Kapital Indonesia dalam kajian yang dikeluarkan 18 April 2018 memprediksi Satelit Telkom 4 dapat meningkatkan pendapatan dan net profit perseroan dari menyewakan transponder.
Kiswoyo Adi dari Narada Kapital dalam kajian itu berasumsi Return on Equity (ROE) Telkom pada akhir tahun 2018 bisa mencapai sebesar 20%. ROE menunjukkan tingkat profitabilitas emiten mengacu pada tingkat pengembalian laba terhadap modal. Angka ROE yang tinggi menjadi salah satu indikator saham tersebut layak dikoleksi oleh investor .
"Kami melihat harga wajar saham Telkom pada 12 bulan mendatang akan berada di level Rp4,950. Masih terdapat potensi kenaikan harga saham Telkom sebesar 25,58% dari harga saat ini di level Rp3,690. Kami melihat Telkom di tahun 2018 ini Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share/EPS)bisa tumbuh 12% dari EPS tahun 2017 sebesar Rp 219 menjadi Rp245 di akhir tahun 2018," tulisnya dalam kajian itu.
Untuk diketahui, satelit Telkom 4 atau satelit Merah Putih diperkirakan menelan investasi sebesar US$190 juta. Satelit Telkom 4 direncanakan membawa 60 transponder, sebanyak 36 transponder akan disewakan untuk kebutuhan domestik, sedangkan sisa 24 transponder akan dipasarkan untuk India.
Satelit Telkom 4 rencananya akan diluncurkan menggunakan Roket Falcon 9 milik perusahaan antariksa SpaceX dari Amerika Serikat ke slot orbit 108 Bujur Timur.
Sebelumnya pada 15 Februari 2017, Telkom sukses meluncurkan Satelit Telkom 3S di Kourou, French Guiana dan saat ini sudah menempati slot orbit 118 derajat Bujur Timur. Satelit Telkom 3S memiliki kapasitas 49 transponder dengan masa aktif sekitar 15 tahun sejak diluncurkan.(ad)