JAKARTA (IndoTelko) – Telkomsel bekerjasama dengan Dukcapil terus mendorong pelanggan untuk melakukan registrasi prabayar dengan menggelar program “jemput bola”.
Program ini berupa kegiatan kunjungan dan sosialisasi hingga ke wilayah rural dan pedesaan, serta penempatan petugas pelayanan baik di kantor Dukcapil maupun GraPARI untuk mendukung kesuksesan program registrasi prabayar yang akan memasuki masa pemblokiran di akhir bulan April ini bagi pelanggan yang belum terdaftar berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK).
“Program jemput bola ini merupakan wujud keseriusan Telkomsel dalam menyukseskan program registrasi prabayar yang dicanangkan pemerintah. Kolaborasi Telkomsel dan Dukcapil ini mendorong registrasi yang sesuai peraturan dan ketentuan, menggunakan NIK dan KK yang benar, guna menghindari penyalahgunaan data kependudukan,” kata Direktur Sales Telkomsel Sukardi Silalahi, kemarin.
Diungkapkannya, secara intensif petugas pelayanan mobile GraPARI dan petugas Dukcapil berkeliling dan membuka posko untuk menjangkau pelanggan yang ada di sejumlah titik keramaian seperti permukiman, pasar tradisional, insitusi pendidikan, perkantoran hingga kawasan industri.
Melalui kerjasama dengan Dukcapil, Telkomsel berharap dapat memberikan informasi yang lebih lengkap serta menghadirkan rasa nyaman dan aman bagi pelanggan untuk melakukan proses registrasi ulang kartu prabayar.
“Telkomsel juga menambah jam pelayanan GraPARI dengan buka Sabtu Minggu dan menambah jam pelayanan lebih panjang. Lebih dari itu, Telkomsel menyediakan jalur dan petugas khusus registrasi guna menghindari antrian pengunjung serta memberikan kenyamanan seluas-luasnya bagi pelanggan untuk melakukan registrasi,” ungkap Sukardi.
Penambahan jam pelayanan dan petugas di GraPARI ini merupakan bentuk respon atas masukan dari sejumlah pelanggan yang berharap bisa memperoleh informasi dan akses lebih mudah dalam melakukan proses registrasi, disela kesibukan keseharian mereka.
Telkomsel mengidentifikasi GraPARI – GraPARI yang berada di tempat-tempat strategis dan padat pengunjung untuk kemudian ditambah jam pelayanannya agar bisa memberikan informasi dan pendampingan bagi pelanggan untuk meregistrasikan kartunya.
Masa registrasi prabayar akan memasuki fase pemblokiran layanan total pada 1 Mei 2018, di mana pelanggan yang belum teregistrasi tidak dapat melakukan panggilan dan SMS keluar, tidak bisa menerima telepon dan SMS, serta tidak dapat menggunakan layanan data internet.
Meskipun demikian, pelanggan tetap dapat melakukan registrasi dengan mengirim SMS ke 4444, menu akses *444#, atau website www.telkomsel.com. Pelanggan yang telah berhasil melakukan registrasi langsung bisa menikmati seluruh layanan seperti semula.
Sebelumnya, Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah melakukan pembersihan data pelanggan kartu prabayar. Hingga rekonsiliasi data ke-4 tanggal 17 April 2018 sudah ada ada 328 juta pelanggan prabayar yang tercatat dengan menggunakan identitas yang benar.
Ketua Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Merza Fachys mengatakan, dari seluruh operator yang terdaftar sebagai anggota ATSI, hanya Telkomsel yang melakukan registrasi secara benar dan cepat.
Proses pengumpulan data dan rekonsiliasi kartu prabayar akan terus dilakukan oleh Kominfo dan ATSI hingga tenggat waktu 30 April 2018.
Anggota ATSI sepakat NIK yang teregistrasi lebih dari 10 nomor per operator tergolong registrasi secara masal dan harus segera dinonaktifkan.
Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudistira menyatakan registrasi prabayar yang diperketat memukul kinerja operator seluler. "Hampir semua perusahaan telekomunikasi terkena dampak kebijakakan registrasi SIM Card berbasis NIK dan KK,” katanya.
Disarakannya, ke depan operator tidak lagi bermain pada prmosi penjualan kartu perdana tetapi meningkatkan pelayanan data. “Pasar data masih menjanjikan terutama di luar Jawa,” pungkasnya.(id)