JAKARTA (IndoTelko) - Telkomsel memperkirakan "luka" dari registrasi ulang prabayar berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Kartu Keluarga (KK) baru akan pulih dalam tiga bulan mendatang.
"Saat batas akhir registrasi ulang, posisi pelanggan Telkomsel 150 juta nomor teregistrasi. Sekarang di 179,5 juta pelanggan. Kami sekarang masih menunggu nomor yang terblokir melakukan registrasi dan kembali aktif. Perkiraannya, tiga bulan kedepan baru status pelanggan "clean"," ungkap Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah kala berbuka bersama media, pekan lalu.
Ririek menjelaskan, Telkomsel memang tak memblokir total nomor yang belum teregistrasi sesuai NIK dan KK pasca 30 April 2018. "Kami tak mau melanggar hukum. Di nomor itu bisa saja masih ada sisa pulsa atau kuota data. Jadi yang kita blokir layanan suara, SMS, dan data. Tetapi akses untuk registrasi dibuka. Ini efektif karena pelanggan baru melakukan registrasi kala tak bisa akses layanan data," katanya.
Dikatakannya, saat ini posisi Telkomsel menunggu nomor yang terblokir habis masa aktifnya sebelum benar-benar dihanguskan. "Length of service (Los) biasanya tiga bulan. Jadi, tiga bulan lagi baru kita stabil jumlah pelanggan," katanya.
Ririek menegaskan, Telkomsel pun aktif turun ke pasar untuk meminta pelanggan melakukan registrasi ulang. "Kami sampai ketuk pintu rumah untuk ingatkan registrasi. Ada yang tak cocok NIK sama KK saja kita bantu. All out deh," tukasnya.
Asal tahu saja, Hingga 2017, pelanggan Telkomsel tercatat sebanyak 196,3 juta pelanggan. Di kuartal keempat 2017 kala program registrasi ulang dijalankan mulai terasa dampaknya pada jumlah pelanggan di kuartal I 2018 yang berada di posisi 192,8 juta nomor. (
Baca: Dampak registrasi)
Pemerintah sendiri mengumumkan per 30 April 2018 jumlah pengguna seluler yang teregistrasi sebesar 254.792.159 nomor pelanggan. (
Baca:
Pasca registrasi)
Telkomsel adalah operator kedua yang tingkat keberhasilan dalam registrasi ulang prabayar lumayan tinggi dibandingkan pemain seperti Indosat, Tri, atau Smartfren yang kehilangan pelanggan dalam jumlah banyak karena beleid itu.(id)