JAKARTA (IndoTelko) - Indosat Ooredoo baru saja menyelesaikan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 17 Oktober 2018.
Hasil dari RUPSLB adalah diangkatnya Chris Kanter sebagai Direktur Utama menggantikan Joy Wahjudi.
Selain Chris, dua nama direksi baru adalah Eyas Naif Assaf sebagai Direktur Keuangan dan Arief Musta’in sebagai Direktur & Chief of Wholesale & Enterprise Officer Indosat.
Keputusan ini diluar prediksi banyak kalangan, karena jelang RUPSLB, dalam materi yang akan dibahas tak ada Curriculum Vitae (CV) milik Arief Musta'in diunggah ke situs resmi Indosat.
Tradisi di Indosat adalah, CV dari calon eksekutif yang akan disahkan dalam RUPSLB biasanya selalu diunggah untuk dibaca peserta RUPSLB.
Sebelum hijrah ke Indosat, Arief Musta'in adalah Executive General Manager (EGM) Divisi Digital Service Telkom.
Salah satu inovasinya yang dikenal adalah program Amoeba yang merangsang karyawan Telkom berfikir ala startup untuk membuat solusi digital bagi perseroan.
"Memang rapat (RUPSLB) kemarin jadi molor, karena kita nunggu dari Pemerintah (soal pergantian direktur)," ungkap Chris Kanter kala temu media (19/10).
Diungkapkannya, nama Arief baru diterima setengah jam jelang RUPSLB selesai. "Kita hormati kemauan pemerintah untuk menempatkan orangnya. Posisi satu direktur itu memang hak pemerintah yang diwakili Kementrian Badan Usaha Milik Negara (KBUMN)," jelasnya.
Chris pun mengaku tak ada masalah dengan masuknya Arief karena memang ingin membentuk "Tim Baru" dalam membawa Indosat kembali sebagai nomor dua di industri seluler.
"Saya itu posisinya diminta (menjadi Dirut) oleh Sheikh Abdulla Bin Mohammed Bin Saud Al Thani (Chairman Ooredoo Group). Saya tak langsung iyakan, ada tiga syarat saya minta, dia penuhi, baru saya Oke," ulasnya.
Tiga syarat yang diminta Chris ke Ooredoo sebagai pemegang saham mayoritas adalah komitmen mendukung pendanaan untuk ekspansi, mendukung transformasi bisnis yang akan dijalankan, serta menyediakan tim baru guna mewujudkan itu semua.
"Jadi dalam proses itu kita sudah hunting untuk Chief Marketing Officer, nanti Januari tahun depan orangnya masuk. Terus untuk sales dan distribusi, dan lainnya. Kalau Herfini (Herfini Haryono/Direktur & Chief of Wholesale & Enterprise Officer Indosat) saya tak ada masalah. Dulu saya waktu komisaris supporting beliau. Tetapi ini kan pemerintah punya mau, dan kebetulan dikasih orang baru juga. Ya darah segar semua," katanya.
Chris pun menyatakan prioritas pertamanya adalah mengkonsolidasikan talenta yang dimiliki Indosat agar bisa sejalan dengan startegi bisnis yang dijalankannya kedepan.
"Jadi, jangan tanya dulu mau genjot ritel atau seluler. Aset utama itu adalah people, ini mau saya benahi dulu," tutupnya.
Asal tahu saja, Indosat dimiliki mayoritas oleh Ooredoo Group (65%), pemerintah Indonesia (14,29%) dan publik (20,71%). Kepemilikan pemerintah Indonesia salah satunya dikonversi dengan bisa menempatkan satu direksi di operator tersebut.
Herfini pada tahun 2017 berhasil membuat bisnis Indosat di pasar korporasi tumbuh sekitar 9,4%. Tahun lalu, kontribusi pendapatan dari segmen korporasi sekitar 21% bagi total revenue Indosat.
"Hijrahnya" Arief Musta'in ke Indosat menambah deretan talenta Telkom yang menduduki posisi bergengsi di luar operator pelat merah itu.
Dalam empat tahun terakhir eksekutif Telkom yang "Hijrah" diantaranya Muhammad Awaluddin yang tadinya menjadi Direktur Enterprise dan Business Service Telkom menjadi President Director Angkasa Pura II. Honesti Basyir yang pernah sebagai Direktur Wholesale & International Service Telkom menjadi Direktur Utama Kimia Farma.
Ada juga nama Indra Utoyo yang pernah menjadi Direktur Innovation & Strategic Portfolio Telkom menjadi Direktur Teknologi Informasi BRI. Terakhir, Mas'ud Khamid yang pernah menjadi Direktur Consumer Service di Telkom menjadi Direktur Pemasaran Retail Pertamina.(dn)