JAKARTA (IndoTelko) - Wacana untuk membeli kembali saham PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo yang terus menghangat di tahun politik lebih baik dilupakan dulu.
"Saat ketemu Pak Presiden saya sampaikan kondisi Indosat sekarang. Saya berikan pengertian, wacana buyback Indosat sekarang itu justru berpotensi merugikan negara," ungkap Presiden Direktur & CEO Indosat Chris Kanter dalam sambungan telepon menceritakan pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo didampingi Mensesneg Pratikno di Istana, Kamis (29/11) siang.
Menurutnya, nilai perusahaan saat ini sudah turun jauh dibanding saat dibeli Qatar Telecom, kalaupun pemerintah saat ini bisa membeli dengan nilai yang disetujui, transaksi tersebut berpotensi akan merugikan negara. ( Baca juga :
Buyback Indosat )
Dijelaskannya, saat Qatar Telecom membeli saham Indosat untuk menjadi pemilik mayoritas nilai kapitalisasi pasar perusahan sekitar US$ 3,3 miliar, sementara saat ini turun menjadi kurang dari US$ 1 miliar.
"Sebenarnya pemerintah beberapa waktu lalu sudah pernah difasilitasi bertemu dengan pemegang saham dari Qatar untuk menyampaikan niat buyback Indosat Ooredoo, namun dari pihak Qatar memang tidak memiliki rencana untuk menjual. Bahkan sebaliknya saat ini mereka justru menyetujui perusahaan untuk meningkatkan nilai belanja modal secara masif untuk bisa berkembang lebih cepat ke depan," katanya.
Dikatakannya, dari diskusi itu pemerintah mendukung upaya Indosat Ooredoo untuk terus berkembang dan meningkatan manfaat positif bagi bangsa.
Masih menurut Chris, pemerintah memandang positif terhadap apa yang saat ini dilakukan Indosat Ooredoo dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan ke depan sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi pemerintah yang menguasai 14,29% sahamnya.
Hal lain yang dilaporkan Pria yang akrab disapa CK ini termasuk perubahan susunan manajemen baru, serta berbagai upaya dan komitmen manajemen baru dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan ke depan di tengah kinerja perusahaan yang sedang menurun.
Disampaikan kepada pemerintah berbagai upaya perusahaan tersbeut antara lain program transformasi untk 3 tahun ke depan, komitmen komitmen berinvestasi secara lebih massif, pembangunan jaringan secara massif dan menyeluruh dalam 2 tahun ke depan, termasuk komitmen menyelesaikan jaringan pembangunan 4G se Indonesia di yang ditargetkan selesai di awal tahun 2019.
Dari sisi industri, juga disampaikan tentang pentingnya konsolidasi pemain telekomunikasi yang akan membuat kompetisi semakin sehat, agar semua operator bisa meningkatkan kinerjanya dan berkontribusi positif kepada pemerintah.
Asal tahu saja, Indosat menyiapkan dana belanja modal sebesar US$ 2 miliar dalam kurun waktu 3 tahun.
Sebagian besar dana tersebut akan berasal dari induk perusahaan yakni Ooredoo Asia Pte. Ltd.
Indosat berencana memperkuat layanan 4G dengan menambah 4.300 BTS dan 5.000 BTS hingga 2020.
Untuk diketahui, pada tahun 2002, pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham Indosat kepada Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd. (STT) dengan harga US$ 627 juta.
Setelah itu STT melepas kepemilikannya ke ke Qatar Telecom (sekarang Ooredoo).
Nilai transaksi antara STT dan Qatar Telecom di 2008 dimana 40,81% saham Indosat dikempit dengan membayar tunai US$ 1,8 miliar.
Kemudian pada tahun 2009, membeli 24,19% saham dari masyarakat (tender offer) sehingga total kepemilikan menjadi 65%.(dn)