BANYUWANGI (IndoTelko) - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) optimistis mencatat kinerja positif dengan menorehkan laba pada kinerja keuangannya untuk akhir 2019.
"Beberapa katalis yang ada menunjukkan profitabilitas XL akan positif di akhir 2019. Kuartal pertama 2019 saja kita sudah mencatat laba," ungkap Direktur Keuangan XL Axiata, Mohamed Adlan Bin Ahmad Tajudin dalam media gathering di Banyuwangi, kemarin.
Diungkapkannya, XL pada tahun ini membidik kinerja operasional seirama dengan industri Halo-halo yakni di kisaran 4%-5%, bahkan lebih.
Hal itu bisa dicapai karena kondisi pasar sudah cenderung membaik seiring selesainya registrasi ulang prabayar berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK).
"Kami sekarang memiliki pertumbuhan reload pulsa yang membaik, tingkat pindah pelanggan menurun, Average Revenue Per User (ARPU) juga naik. Selain itu kami juga melihat akan adanya koreksi harga layanan data kedepannya yang bisa menyehatkan kinerja perseroan," katanya.
Ditambahkannya, hal lainnya yang membuat laporan keuangan XL nantinya positif di 2019 adalah tak ada lagi pencatatan penyusutan dari puluhan ribu BTS 2G yang nilainya mencapai Rp 4 triliun layaknya 2018. (
Baca:
Kinerja XL)
"Tahun ini kami alokasikan belanja modal sekitar Rp7,5 triliun. Pendanaan dari kas internal, sisanya go to market (penerbitan bond dan lainnya) atau utang ke bank," ulasnya.
Dipaparkannya, XL akan banyak melakukan akuisisi pelanggan baru di luar Jawa seiring kontribusinya yang terus naik ke total pendapatan perusahaan.
"Pertumbuhan pelanggan kami di luar Jawa itu dobel digit tahun lalu," katanya.
Hingga akhir tahun 2018 lalu, kontribusi pendapatan data terhadap total pendapatan layanan telah mencapai 82%, meningkat dari 69% ditahun 2017.
Pencapaian tersebut berhasil mendorong peningkatan EBITDA tahun 2018 sebesar 2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kinerja XL Axiata di tahun 2018 tersebut secara rata-rata telah mengungguli para kompetitor, baik untuk pertumbuhan revenue maupun pertumbuhan EBITDA.
Di sisi bottom line, kinerja keuangan anak usaha Axiata itu pada 2018 menderita kerugian sebesar Rp 3,3 triliun.
Hal ini terutama disebabkan oleh beban biaya penyusutan yang dipercepat. XL Axiata mencatat rugi bersih sebesar Rp 9 miliar setelah dinormalisasi pada akhir tahun 2018. (
Baca: Depresiasi XL)
Beban penyusutan yang dimaksud adalah biaya penyusutan yang dipercepat di kuartal 4 2018 sehubungan dengan pengurangan penggunaan jaringan 2G terutama yang telah dimatikan, dibongkar dan usang atau tidak lagi digunakan.(dn)