JAKARTA (IndoTelko) - PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo
telah mengumumkan pada tanggal 14 Oktober 2019 menandatangani Perjanjian Jual Beli (Sales and Purchase Agreement/SPA) dengan masing-masing PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), yang telah ditetapkan sebagai pemenang dari proses tender penjualan 3100 menara telekomunikasi miliknya.
Mitratel telah memenangkan 2100 menara dan Protelindo telah memenangkan 1000 menara, dengan total transaksi senilai Rp 6,39 Trilliun. Pembayaran transaksi akan dilakukan seluruhnya dalam bentuk tunai pada saat penyelesaian transaksi.
Penyelesaian masing-masing transaksi akan dilakukan sebelum akhir tahun ini, tergantung syarat penutupan pada umumnya sebuah transaksi dan persetujuan dari pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa perusahaan pada 21 Nopember 2019.
J.P. Morgan bertindak selaku penasihat keuangan eksklusif Indosat Ooredoo. Redpeak Advisers bertindak selaku penasihat keuangan Protelindo, dan Credit Suisse bertindak selaku penasehat keuangan Mitratel untuk transaksi di atas.
PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) adalah anak usaha dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang selama ini menjadi penyedia menara independen.
Nilai dari 2.100 menara yang dimenangkan Mitratel sekitar Rp4,43 triliun. Saat ini Mitratel telah mengelola lebih dari 13.700 tower telekomunikasi yang tersebar di berbagai wilayah dan melayani semua operator seluler di Indonesia.
Pengambilalihan kepemilikan menara telekomunikasi Indosat Ooredoo ini menjadi salah satu langkah TelkomGroup melalui Mitratel untuk menjadi dominant player di industri menara di Indonesia.
Direktur Wholesale & International Service Telkom, Edwin Aristiawan menyampaikan aksi korporasi yang dilakukan TelkomGroup ini merupakan salah satu strategi bisnis untuk meningkatkan kapabilitas dari sisi aspek infrastruktur telekomunikasi mengingat potensi yang dimiliki oleh menara telekomunikasi milik Indosat Ooredoo tersebut.
“Menara telekomunikasi ini memiliki tenancy ratio di atas rata-rata industri dengan struktur yang kokoh dan coverage seluruh Indonesia. Ini menjadi potensi yang baik untuk bisnis menara TelkomGroup ke depan. Kami memiliki peluang untuk meningkat tenancy ratio yang lebih tinggi melalui sinergi TelkomGroup bersama Telkomsel,” ujar Edwin dalam keterangan Selasa (15/10).
Menurut Edwin, bisnis menara telekomunikasi masih menjanjikan, mengingat hingga saat ini operator telekomunikasi masih terus ekspansi dalam meningkatkan kualitas jaringan dan memperluas jangkauan layanannya sehingga diyakini bisnis menara telekomunikasi masih akan mencatatkan kinerja positif.
“Bisnis menara telekomunikasi ke depan diprediksikan semakin baik, khususnya menyambut kedatangan teknologi 5G di Indonesia. Kehadiran teknologi 5G di Indonesia akan meningkatkan kebutuhan pasar terhadap tower provider. Hal ini telah terjadi di negara-negara maju dimana teknologi 5G telah berkembang. Selain itu, akuisisi ini dipandang lebih efektif dan efisien dalam memberikan added value bagi perusahaan dibandingkan dengan membangun menara telekomunikasi dari awal,” ungkap Edwin.
Direktur Utama Mitratel, Herlan Wijanarko mengatakan akuisisi 2.100 menara Indosat Ooredoo ini akan memperkuat fundamental bisnis dan menciptakan nilai tambah bagi Mitratel secara signifikan, sekaligus sejalan dengan rencana jangka panjang Perseroan.
Sementara President Director & CEO Indosat Ooredoo, Ahmad Al Neama mengaku senang telah menyelesaikan transaksi ini yang akan memberikan manfaat positif bagi semua pihak.
"Transaksi ini memungkinkan Indosat Ooredoo untuk mempercepat pelaksanaan strategi kami, dan terutama untuk terus meningkatkan pengalaman terbaik bagi pelanggan kami. Kami telah menempatkan portofolio berkualitas tinggi bersama dua penyedia menara telekomunikasi terkemuka di Indonesia dan akan menyewa kembali dengan persyaratan yang menarik untuk memenuhi kebutuhan pembangunan kami secara berkelanjutan,” katanya.(dn)