JAKARTA (IndoTelko) – Telkomsel memastikan terpenuhinya kualitas akses jaringan broadband guna menjamin kenyamanan para pelajar dan pendidik dalam menjalankan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring dan virtual.
Komitmen tersebut terus diupayakan dengan secara berkelanjutan melakukan sejumlah aktivitas seperti pengamanan quality of service (QoS), pemantauan, pengembangan teknologi, dan infrastruktur jaringan broadband guna mengantisipasi perubahan perilaku masyarakat yang terus berkembang, seperti pergeseran pengguna layanan telekomunikasi berbasis digital yang kini semakin dinamis dan terpusat di area residensial.
Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan, selama masa pendemi COVID-19 berlangsung, Telkomsel sudah melihat terjadinya perubahan aktivitas digital masyarakat yang cukup signifikan, terutama sebagai dampak dari proses adaptasi dengan kebiasaan baru untuk tetap menunjang produktifitas keseharian.
“Perubahan pola belajar mengajar yang mengedepankan proses pembelajaran jarak jauh sebagai upaya bagian beradaptasi dengan kebiasaan baru guna memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19, mendorong kami sebagai penyedia layanan telekomunikasi digital terdepan dengan cakupan jaringan terluas di Indonesia, untuk menghadirkan ketersediaan akses, kapasitas dan kualitas layanan broadband yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa pandemi ini” tambah Setyanto.
Sejak bergulirnya gerakan program #DiRumahTerusMaju sebagai bagian dari program besar kepedulian terhadap tanggap pandemi COVID-19 di Indonesia, Telkomsel telah melakukan sejumah aktivitas optimalisasi teknis jaringan dengan fokus di wilayah area residensial.
Aktivitas teknis lain yang sudah dilakukan Telkomsel antara lain meliputi optimalisasi perangkat seperti antenna jaringan, balancing dan upgrade kapasitas spektrum besar yang dimiliki Telkomsel, seperti frekuensi 900, 1800, 2100, dan 2300 Mhz termasuk pemanfaatan teknologi 4.9G dan Massive MIMO, agar cakupan layanan broadband Telkomsel lebih maksimal dan dapat diakses kapanpun, terutama saat kondisi trafik komunikasi berbasis data yang cukup padat.
Telkomsel sendiri juga telah menyiagakan unit kerja yang secara khusus menangani quality monitoring dan quality improvement agar selalu dapat memastikan hadirnya solusi layanan yang prima guna menjaga kenyamanan pengalaman aktivitas digital masyarakat. Unit kerja tersebut selama ini juga telah berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan, seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, agar standar QoS serta aspek teknis lainnya dapat terpenuhi dalam menghadirkan layanan jaringan prima untuk masyarakat, terlebih di masa pandemi ini.
Setyanto lebih lanjut menambahkan, sejak awal tahun Telkomsel tetap berkomitmen untuk melanjutkan target penambahan infrastruktur 25.000 unit BTS 4G LTE hingga akhir tahun ini. Menghadapi perubahan perilaku dan kebutuhan masyarakat di masa pandemi, Telkomsel juga melakukan penyesuaian cakupan BTS 4G baru tersebut, yang pembangunannya difokuskan menjangkau area residensial. Hingga kuartal tiga tahun ini, lebih dari 21.000 ribu BTS 4G LTE baru sudah beroperasi dan siap melayani kebutuhan aktivitas digital masyarakat di seluruh Indonesia.
Untuk pemerataan akses broadband berteknologi terdepan di wilayah 3T (Terluar, Terdalam, dan Tertinggal) hingga wilayah perbatasan negara, pada kuartal tiga 2020 ini juga Telkomsel telah memastikan 1.083 unit BTS program USO (Universal Service Obligation) yang dikembangkan bersama BAKTI Kominfo terkoneksi teknologi jaringan 4G LTE Telkomsel. Sehingga pengalaman beraktivitas digital populasi masyarakat yang berada di wilayah 3T hingga perbatasan negara khususnya dalam menunjang proses pembelajaran jarak jauh diharapkan akan semakin setara dengan wilayah perkotaan.
“Hingga pertengahan tahun ini, Telkomsel telah mengoperasikan lebih dari 228.000 unit BTS atau tumbuh lebih dari 11% dibanding tahun sebelumnya, yang sudah menjangkau 95% populasi masyarakat hingga pelosok negeri. Lebih dari 20.000 BTS yang sebagian besar berteknologi broadband 3G/4G juga sudah digelar di wilayah 3T hingga perbatasan negara, sebagai bentuk dukungan dalam memperkuat kedaulatan negara melalui kesetaraan akses gaya hidup digital,” jelas Setyanto.
Menjelang momen perayaan Kemerdakaan Republik Indonesia ke-75 lalu, Telkomsel telah merampungkan pembangunan BTS 4G di hampir seluruh wilayah Ibukota, Kabupaten dan Kotamadya (IKK) Indonesia. Telkomsel juga menjadi satu-satunya yang penyedia layanan telekomunikasi selular yang menggelar layanan broadband 4G LTE di lebih dari 1.100 wilayah Kecamatan yang ada di Indonesia. Telkomsel meyakini dengan semakin meratanya ketersediaan akses telekomunikasi broadband di seluruh wilayah Tanah Air, dapat menunjang keberlangsungan pengembangan sektor pendidikan di Indonesia walau harus dilakukan adaptasi melalui proses pembelajaran jarak jauh.
Sejak awal masa pandemi, Telkomsel juga terus beradaptasi mengantisipasi perubahan perilaku dan kebutuhan masyarakat dalam melakukan aktivitas digital. Guna menunjang kemudahan aktivitas pembelajaran jarak jauh, Telkomsel telah menghadirkan sejumlah produk dan layanan, di antaranya melalui paket Ilmupedia dan Conference dengan harga terjangkau. Seiring dengan bergulirnya Tahun Ajaran Baru, Telkomsel kembali meluncurkan paket Kuota Belajar 10GB senilai Rp 10 yang memberikan gabungan dari keunggulan paket Ilmupedia dan Conference untuk kemudahan akses ke sejumlah aplikasi belajar daring dan konferensi video hingga ratusan situs kampus/sekolah.
“Menghadapi masa penuh tantangan saat ini, Telkomsel konsisten untuk selalu hadir menemani setiap fase kehidupan masyarakat. Sebagai connectivity enabler, kami ingin memastikan inisiatif yang dihadirkan untuk masyarakat dapat diupayakan secara menyeluruh, mulai dari produk dan layanan yang customer-centric, hingga memastikan terpenuhinya kenyamanan pengalaman akses broadband yang prima bagi masyarakat dalam melakukan proses pembelajaran jarak jauh di seluruh Indonesia. Upaya kolaboratif bersama seluruh pemangku kepentingan akan terus kami dorong sebagai bagian dari komponen bangsa Indonesia yang terus bergerak maju,” pungkas Setyanto.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim akan membelikan kuota internet kepada siswa sebesar 35 giga byte perbulan dan guru 42 gigabyte per bulan, serta mahasiswa dan dosen sebanyak 50 gigabyte per bulan untuk menunjang PJJ.
Rincian anggaran untuk bantuan kuota internet dialokasikan sebanyak Rp7,2 triliun untuk periode waktu September-Desember 2020. Akan tetapi, sejauh ini belum dijelaskan secara rinci bagaimana kuota internet gratis akan diberikan.
PJJ sendiri masih dilakukan di sebagian besar sekolah. Kemendikbud mencatat 1.840 sekolah di zona merah, 12.124 sekolah di zona oranye, 6.238 sekolah di zona kuning dan 764 sekolah di zona hijau masih melakukan PJJ.
Sedangkan pendidikan tinggi belum diizinkan melakukan pembelajaran tatap muka pada semester ini hingga waktu yang belum ditentukan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Paristiyanti Nurwardani mengatakan pemberian kuota internet diprioritaskan bagi siswa dan mahasiswa dengan latar ekonomi kurang mampu.(ad)