JAKARTA (IndoTelko) - Fuse, perusahaan insurance technology (insurtech) mengumumkan kinerja impresif di tahun 2022 dengan menerbitkan lebih dari 150 juta polis dan membukukan Gross Written Premium/ GWP (pendapatan premi bruto) lebih dari USD 200 juta atau lebih dari Rp 3 triliun.
Angka tersebut mengalami peningkatan 200% dibanding tahun 2021. Sementara, jumlah polis yang diterbitkan naik sebesar 360%.
Fuse sendiri adalah perusahaan insurtech pertama di Indonesia yang merintis model bisnis B2A2C (business to agent to customer), untuk menjembatani rasa kurang percaya antara perusahaan asuransi dan nasabah. Saat ini, lebih dari 100 ribu partner agen/ broker menggunakan aplikasi Fuse Pro untuk mengajukan penerbitan polis asuransi, mengajukan klaim, mengelola jaringan (downline) serta menarik komisi.
Sementara, untuk bisnis model B2B2C (business to business to customer), Fuse bekerja sama dengan berbagai kanal digital dan e-commerce seperti Tokopedia, Grab dan sebagainya. Fuse juga menjadi satu-satunya insurtech yang dipilih dan ditunjuk oleh Tokopedia sejak tahun 2021, untuk menangani dan mendukung berbagai produk asuransi umum untuk pengguna Tokopedia.
Dikatakan Founder & Chief Executive Officer (CEO) FUSE, Andy Yeung, platform teknologi mobilebersertifikasi ISO-nya sangat aman dan scalable, yang bisa memproses volume transaksi dan data yang tinggi. "Kami menjadi pionir di ranah ekosistem asuransi digital, mengoperasikan sejumlah model bisnis seperti B2A2C, B2C, dan B2B2C secara paralel. Hal tersebut membuat kami tumbuh pesat selama beberapa tahun terakhir, sehingga mampu menerbitkan lebih dari 150 juta polis dan membukukan GWP lebih dari Rp 3 triliun di tahun 2022. Di balik semua pencapaian ini, kami sangat bersyukur bisa bekerja sama dengan banyak perusahaan asuransi (terutama partner Titanium), mitra bisnis digital, investor dan partner agen/ broker, serta karyawan Fuse yang penuh dedikasi dan selalu mengerahkan kemampuan terbaik," ujarnya.
Memiliki visi untuk membuat asuransi terjangkau bagi semua orang di kawasan Asia Tenggara, Fuse telah berekspansi ke Vietnam, Thailand dan Malaysia. Strategi ekspansi ini akan terus dilancarkan di tahun 2023.
Ditambahkan Andy, pihaknya melihat banyak orang di kawasan Asia Tenggara masih belum terproteksi dan ia berharap semakin banyak orang bisa mendapatkan perlindungan asuransi. "Kami berkomitmen menggunakan teknologi untuk membantu stakeholder seperti perusahaan asuransi, mitra bisnis digital, partner agen/ broker. Tak cuma itu, kami juga secara aktif mengeksplorasi teknologi terbaru untuk automasi pengajuan polis dan klaim asuransi, mulai dari Artificial Intelligence (AI), blockchain, dan analisis big data," katanya.
Terkait dengan peresmian kantor baru, Fuse kini memiliki kantor dengan konsep open workspace (ruang kerja terbuka) seluas lebih dari 3.600 meter persegi, untuk menciptakan lingkungan kerja yang lincah, serta menyediakan tempat berkumpul bagi partner agen/ broker. Kantor pusat baru ini berlokasi strategis di pusat bisnis Jakarta, sehingga memudahkan pelanggan dan partner agen/ broker untuk bertemu dan berbisnis.
Dijelaskan Andy, ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia di tahun 2020, pihaknya menunda rencana pindah ke kantor baru. "Kami menggunakan anggaran yang ada untuk memastikan seluruh karyawan dilindungi asuransi kesehatan yang memadai, sehingga mereka tidak khawatir selama tiga tahun ini. Ketika pandemi sudah terkendali, semua karyawan kini mulai kembali bekerja dari kantor, sehingga lokasi kantor yang strategis dan ruang kerja yang fleksibel menjadi sesuatu yang penting. Selain itu, kantor baru kami bertujuan untuk memfasilitasi partner agen/ broker kami untuk berkumpul, sehingga bisa merekrut dan memberikan pelatihan tentang asuransi ke jaringan (downline) mereka. Investasi ke kantor baru adalah bentuk komitmen kami kepada partner agen/ broker dan karyawan," katanya. (mas)