PADANG (IndoTelko) – Fenomena membawa pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk Goes Digital di era eCommerce kian marak di Tanah Air.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini ada 57,5 juta unit UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, baru 59% diantaranya yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Sementara, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memprediksi pada tahun ini ada sekitar 139 juta pengguna internet naik dibandingkan tahun lalu sebesar 88,1 juta pengguna. Hal ini berarti, bagi pihak yang ingin membawa UKM Goes Digital, potensi pasar masih besar.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui Divisi Business Services (DBS) salah satu operator yang mencoba konsisten sejak lima tahun terakhir membangun ekosistem Goes Digital bagi UKM.
Program Kampung UKM Digital adalah salah satu contoh kongkrit dari upaya Telkom membangun ekosistem tersebut. Kampung UKM Digital dilansir Telkom sejak Juni 2015 untuk melengkapi berbagai program pengembangan UKM yang sebelumnya sedang berjalan, seperti edukasi pemanfaatan TIK bagi UKM di 500 sentra UKM di berbagai kota, 20 Kampung Nelayan Digital, Roadshow BAGUS Indonesia di 30 kota. Target akhirnya, ada Sejuta UKM yang berhasil mengadopsi teknologi digital dari Telkom di tahun ini.
Ada dua komponen besar yang dapat dipertimbangkan untuk menyulap sebuah lokasi menjadi Kampung UKM Digital oleh Telkom. Pertama, adanya Core Ecosystem yang menunjukkan keterhubungan antara supplier, produsen, dan saluran distribusi. (
Baca juga:
Filosofi Kampung UKM Digital)
Kedua, Business Ecosystem yang menunjukkan adanya keterhubungan supplier,produsen, wholeseller,retailer,konsumen akhir, dukungan pemerintah dan lembaga keuangan.
Konsep Kampung UKM Digital yang diusung Telkom adalah pemanfaatan TIK secara komprehensif dan terintegrasi untuk mendukung proses bisnis yang berjalan dalam satu kampung, sehingga para pelaku UKM yang ada semakin maju, mandiri dan modern.
Saat ini bisa dikatakan sebaran dari Kampung UKM Digital mulai merata, dimana di setiap Pulau di Indonesia ada satu lokasi yang menjadi representasi dari program ini.
Salah satu lokasi yang pantas diperhatikan adalah Kampung UKM Digital di Pariaman yang berada di Gedung Promosi, Desa Padang Biriak-biriak, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman. (
Baca juga:
Telkom hadirkan Kampung UKM Digital di Pariaman)
Kampung UKM Digital ini adalah yang pertama di Sumatera dan ada sekitar 150 pelaku usaha yang bergabung dan terkoneksi dengan layanan Triple Play (Internet, telepon, TV) Star Connect milik Telkom , serta memanfaatkan aplikasi Jarvis Store untuk membuka toko online di portal marketplace Blanja.com.
“Kampung UKM Digital di Pariaman itu adalah langkah awal untuk membawa sekitar 58 ribu UKM di Sumatera Barat yang tersebar di 19 Kabupaten untuk Goes Digital. Saya tengah rintis langkah lainnya agar pelaku UKM di Ranah Minang ini bisa lebih cepat Goes Digital,” ungkap GM Witel Telkom Sumbar Muskab Muzakkar kepada IndoTelko, kemarin.
Pusat Digital
Diungkapkannya, saat ini Telkom Witel Sumbar tengah mempersiapkan UKM Digital Center bagi pelaku usaha di Sumbar yang berlokasi di Kantor Telkom, di Padang Baru, Sumbar.
Konsep dari UKM Digital Center ini sekilas hampir mirip dengan Seller Zone di salah satu marketplace dimana disediakan fasilitas bagi calon penjual untuk membuka toko online.
Dalam konsep Telkom Witel Sumbar, pelaku UKM akan dibuatkan toko online melalui aplikasi Jarvis Store, setelah itu produknya difoto untuk diupload mengisi toko dan langsung didaftarkan ke marketplace Blanja.com milik Telkom dan eBay.
“Kami pilih lokasinya di Kantor Telkom, jika ternyata pelaku UKM belum ada koneksi internet tinggal daftar disini. Di Sumbar ini, Telkom tengah gencar bangun serat optik. Koneksi internetnya paling rancak bana,” promosinya.
Menurutnya, konsep membuka fasilitas UKM Digital Center tak bisa dilepaskan dari menjaga napas panjang membawa UKM untuk Goes Digital.
“Kita harapkan ada dukungan dari pemerintah dan pemangku kepentingan lain untuk menyukseskan konsep ini. Kalau ini berjalan lancar, nanti pelaku UKM bisa jadikan juga lokasi ini sebagai etalase untuk produknya. Bisa membuka peluang pasar baru,” ulasnya.
Sebelumnya, Direktur Enterprise & Business Service Telkom Muhammad Awaluddin mengatakan digitalisasi akan mengubah gaya hidup dari masyarakt.
“Di era digital yang semakin mumpuni saat ini seharusnya teknologi tidak selalu diidentikkan dengan biaya yang mahal. Di Telkom, kami menyediakan sarana teknologi yang murah dan cepat. Harapannya, memang para pengusaha itu akan menjadi pelanggan dan pengguna Telkom. Tetapi, kami masuk ke UMKM tidak hanya menjual produk saja, melainkan membawa mereka untuk lebih maju usahanya, modern karena implementasi teknologinya, dan mandiri dalam menjalankan bisnisnya," ungkapnya.
Awal mengatakan, pelaku UKM di Jakarta dengan di daerah lainnya, seperti Sumbar memiliki perbedaan cara berbisnis baik secara geografis maupun pemahaman akan teknologi.
"Semua kembali lagi kepada pelaku usahanya sejauh mana mereka dapat memahami bisnis dan berusaha untuk menghubungkan proses bisnis yang dijalani dengan penerapan teknologi,” katanya.
Dalam kalkulasi Awal, saat ini dari sekitar 50 jutaan lebih UKM hanya 10% yang memiliki badan usaha dan yang sudah benar-benar menggunakan teknologi sekitar 4%. Sedangkan yang minat untuk menggunakan teknologi hanya 18%-20%.
“Itu artinya masih tetap rendah penetrasi digital di UKM. Untuk meningkatkan penetrasi memang dibutuhkan inovasi agar bisa beradaptasi dengan kondisi lapangan" pungkas Awaluddin.(dn)