telkomsel halo

Regulator Terus Kaji Model Konsolidasi Bagi CDMA

07:09:04 | 21 Feb 2014
Regulator Terus Kaji Model Konsolidasi Bagi CDMA
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) - Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) terus mengkaji model konsolidasi yang ideal bagi pemain berbasis teknologi code division multiple access (CDMA).

"Soal pemain berbasis CDMA itu terus dilakukan kajian. terakhir ada pertemuan dengan para pemain untuk mendengar pandangan mereka," ungkap Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika Gatot S Dewa Broto, kemarin.

Dikatakannya, regulator tengah memikirkan bagaimana cara agar pemain CDMA memiliki  spektrum lebih lebar dan dapat memakai teknologi lebih canggih di masa mendatang.

Saat ini operator CDMA di Indonesia mempunyai sumber daya frekuensi yang terbatas. Dari lima operator, rata-rata operator hanya memiliki total pita lebar 3 MHz hingga 5 MHz.

Indonesia memiliki lima operator CDMA yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan brand Flexi, PT Indosat Tbk (ISAT) dengan StarOne, PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia dengan Ceria, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dengan Smartfren, dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dengan Esia.

Beberapa opsi yang tengah disiapkan  antara lain mengganti teknologi CDMA ke teknologi netral seperti untuk LTE, kerjasama operasi, serta akuisisi dan merger.

"Kalau dari hasil pertemuan  masing-masing operator  ingin mendapat tambahan frekuensi. Kita hanya mendengar saja tanpa ada janji apa-apa," tegasnya.

Dirjen Sumber Daya dan Perangkat dan Pos Informatika Kementerian Komunikasi M Budi Setiawan mengungkapkan, para pemain CDMA umumnya tertarik mengadopsi LTE atau menjalankan E-GSM (extended global system for mobile communications).

Dalam argumentasi pemain yang mmengajukan E-GSM, bisnisnya dapat bertahan hingga lima tahun ke depan. Sedangkan yang mengajukan adopsi layanan LTE dengan lebar pita 10 MHz dan 5 MHz. Para pemain CDMA ini juga meminta kepada pemerintah agar teknologi netral dapat dibuka segera di frekuensi 850 MHz layaknnya di 2.3 GHz.

Secara praktik bisnis, jika ingin menggelar LTE para pemain CDMA membutuhkan minimal lebar frekuensi 10 MHz- 15 MHz. Opsi terbaik merealisasikan ini adalah merger atau melakukan spektrum sharing. Pasalnya, para  pemain GSM memiliki keunggulan selangkah, terutama operator lapis satu yang menguasai frekuensi sekitar 45 Mhz.

GCG BUMN
Hal yang pasti, Indonesia masih membutuhkan konsolidasi operator pasca XL-Axis bersatu jika para pemain menginginkan profitabilitas positif dalam jangka panjang.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
Idul Fitri IndoTelko
More Stories