Para pembicara di seminar BYOD yang digagas ICF-IndoTelko (DOK)
Indonesian Cloud Forum (ICF) bekerjasama dengan IndoTelko pada Kamis (16/5) lalu menyelenggarakan seminar “Ready or Not, BYOD is Here”.
Para pembicara yang hadir antara lain Director Marketing & Sales Telkomsigma Otto B Hantoro, Chief Of Digital Services Officer XL Axiata Dian Siswarini, WebSphere Technical Sales Leader IBM Indonesia Eryan Ariobowo, dan Market Development Manager Intel Indonesia Yadi Karyadi.
Sedangkan Welcome Speech diberikan oleh Founder ICF Teguh Prasetya dan Keynote Speech dari Direktur e-Business Ditjen Aptika Kementerian Kominfo, Azhar Hasyim.
Tema ini sengaja diangkat karena gejala pekerja profesional membawa perangkat sendiri untuk bekerja dan mengakses aplikasi kantor telah mendorong tren Bring Your Own Device (BYOD) di Indonesia sejak 2009 lalu.
Pemicunya adalah kian tingginya pertumbuhan perangkat smart devices dan jaringan mobile broadband dari operator untuk akses ke aplikasi enterprise dari luar kantor.
Dua tahun lagi diperkirakan, satu pekerja akan memiliki lebih dari tiga perangkat yang terhubung, meningkat cukup signifikan dari rata-rata 2,8 perangkat di 2013 ini.
Para pekerja yang menggunakan perangkat bergerak untuk sarana bekerja diprediksi mencapai 1,2 miliar di tahun 2013 ini dan merepresentasikan sekitar 35% dari seluruh pekerja di seluruh dunia
Bahkan hasil survei yang dikutip Intel menyatakan pada akhir 2012 sebanyak 38% Direktur Teknologi Informasi (CIO) di Amerika Serikat mendukung penggunaan BYOD. Dari 82% perusahaan yang disurvei pada 2013 menyatakan, sebagian besar atau seluruh pekerjanya menggunakan perangkat sendiri untuk melakukan pekerjaan.
Peluang
Bagi operator telekomunikasi dan penyedia solusi teknologi informasi hadirnya tren BYOD tentu menjadi peluang usaha. Di sisi operator BYOD bisa menjadi salah satu produk yang ditawarkan untuk meningkatkan penggunaan konektivitas jaringan dan menjual solusi cloud computing.
Pasalnya, tak bisa dipungkiri cloud computing adalah faktor yang memudahkan dan membuat pertumbuhan dari BYOD menjadi tinggi belakangan ini.
Dari sisi penyedia perangkat, tentu akan terpacu menyediakan produk yang mampu mendukung aktivitas pegawai berbasis BYOD. Sementara pengembang platform dan aplikasi harus mulai berfikir untuk membuat inovasi berbasis mobile bagi korporasi.
Di sisi korporasi yang mengadopsi BYOD sendiri dipercaya bisa meningkatkan produktivitas karyawan, menekan biaya teknologi informasi, dan secara sosial bisa membuat keseimbangan hidup karyawan lebih terjaga mengingat waktu untuk bekerja dan bersosial bisa dilakukan lebih terukur.
Regulasi
Jika tren sudah terjadi, pelaku usaha menangkap peluang, bagaimana dengan regulasi? Di banyak negara sudah ada pengaturan yang komprehensif terkait fenomena ini terutama terkait perlindungan konsumen.
Di Indonesia, kebutuhan pengaturan data pribadi sangat mendesak dikeluarkan mengingat masyarakat kian terbiasa bermain di dunia maya. Selain itu juga harus diperhatikan masalah kelangsungan dan keamanan layanan aplikasi yang tersinkronisasi dari perangkat BYOD dengan pusat aplikasi di cloud server.
Batasan yang jelas juga harus ada di sisi korporasi dan pegawai tentang data yang dianggap bisa diakses pribadi atau perusahaan mengingat semuanya berada dalam satu perangkat.
Jika regulasi terlambat dikeluarkan pemerintah, bisa jadi fenomena ini di Indonesia berubah menjadi Bring Your Own Danger.
@IndoTelko.com