Indonesia baru saja sukses menggelar acara Internet Governance Forum (IGF) 2013 di Nusa Dua, Bali.
Acara ini cukup sukses dan menorehkan jumlah pengunjung tertinggi yakni dihadiri 2.200 delegasi dari 109 negara guna mengukuti sekitar 154 workshop soal internet mulai dari membahas soal kebebasan ekspresi, regulasi, keamanan internet, dan topik seputar internet lainnya.
Bahkan para petinggi internet kelas dunia menilai acara ini sukes menjaga independensi dan bebas intervensi dari pemerintah.
IGF 2013 Bali pun disebut-sebut menjadi salah satu yang terbaik sejak pertama kali dihelat pada 8 tahun yang lalu. Sebagai perbandingan, event yang sama dua tahun sebelumnya di Nairobi, Kenya, diprediksi total dihadiri sekitar 2.000 delegasi.
Sebuah prestasi yang membanggakan tentunya jika mengingat perjuangan dari penyelenggara yang lumayan berat agar acara yang diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp 22 miliar itu terwujud.
Bagi Indonesia, suksesnya menghelat kegiatan ini bisa membuat posisi negeri ini sebagai poros penting Internet global dan membuka peluang komunitas Indonesia berkiprah secara global.
Tak hanya itu, Indonesia akan dicatat dalam sejarah global sebagai salah satu pendorong dialog tata-kelola Internet yang inklusif, transparan, akuntabel, egaliter dan melibatkan pemangku kepentingan majemuk.
Sekarang pekerjaan rumah yang harus dituntaskan Indonesia, khususnya pemerintah, mengkonversi semua pujian tersebut menjadi sesuatu yang benar-benar bisa dirasakan oleh para pemangku kepentingan internet di negeri ini.
Misalnya, mulai agresif memberikan insentif bagi pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya atau menerbitkan regulasi yang mendukung industri. Jika hal-hal yang kongkrit ini tak terealisasi, maka anggaran Rp 22 miliar untuk menelurkan sejumlah wacana menjadi hal yang sia-sia.
@indoTelko