Para pelaku usaha di sektor telekomunikasi jelang tutup Oktober lalu telah mengeluarkan laporan keuangannya untuk posisi hingga September 2013.
Dari deretan operator, Telkom Grup bisa dikatakan sebagai bintang dalam kinerja keuangan di periode kali ini.
Telkom berhasil membukukan keuntungan hingga September 2013 sebesar Rp 15,725 triliun atau naik 11,28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 14,130 triliun.
Penopang dari keuntungan hingga triwulan ketiga 2013 adalah pendapatan sebesar Rp 61,499 triliun atau naik 8,15% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 56,864 triliun.
Pemasok keuntungan dan pendapatan Telkom dari anak usaha, Telkomsel. Penguasa seluler nasional ini membukukan keuntungan sebesar Rp 13,1 triliun hingga triwulan ketiga 2013 atau naik 11,9% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 11,7 triliun.
Pendapatan yang diraih Telkomsel sebesar Rp 43,9 triliun hingga triwulan ketiga 2013 atau naik 10,4% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 39,85 triliun.
Dampak Depresiasi
Jika Telkom bersinar, tidak demikian yang dialami operator lainnya. Umumnya operator mengalami dampak dari terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Indosat mengalami kerugian sebesar Rp 1,766 triliun . Kondisi ini berbeda dengan periode sama tahun lalu yang masih mampu mencatat keuntungan Rp 475,7 miliar.
Pemicu utama kerugian hingga triwulan ketiga 2013 adalah selisih kurs dimana pada periode tersebut sebesar Rp 2,312 triliun melesat 260,2% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 641,9 miliar.
Secara topline, anak usaha Ooredoo ini hingga triwulan ketiga 2013 berhasil mendapatkan pendapatan sebesar Rp 17,79 triliun atau naik 9,4% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 16,27 triliun.
Dampak depresiasi juga dialami oleh PT XL Axiata Tbk (XL) yang hanya mendapatkan keuntungan hingga September 2013 sebesar Rp 951,9 miliar atau anjlok 58 % dari posisi tahun lalu sebesar Rp 2,1 triliun.
XL Hingga September 2013 hanya berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 15,8 triliun atau bisa dikatakan stagnan jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp 15,9 triliun.
Kinerja yang tertekan juga dialami oleh pemain lapis kedua seperti PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).
Bakrie Telecom membukukan kerugian hingga Rp 1,52 triliun hingga September 2013 atau melesat 53% dari posisi sama tahun lalu sebesar Rp 988,3 miliar.
Bakrie Telecom hanya mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp 1,596 triliun hingga September 2013 atau turun 10% dibandingkan posisi sama tahun lalu Rp 1,779 triliun.
Sementara Smartfren Telecom berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 1,75 triliun hingga September 2013 atau naik 58% dibandingkan peridoe sama tahun lalu sebesar Rp 1,11 triliun.
Namun, pemilik kode saham FREN ini menderita rugi sebesar Rp 1,54 triliun atau naik 52% dibandingkan periode tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,01 triliun.
Melambat
Jika melihat kinerja yang dialami operator hingga triwulan ketiga 2013 sepertinya tahun ini pertumbuhan industri seluler nasional hanya dikisaran low single digit. Jika pun ada operator yang bisa menembus pertumbuhan topline dan bottom line dobel digit, itu adalah Telkom Grup.
Telkom wajar mengalami pertumbuhan dobel digit mengingat sejak tiga tahun lalu kinerja keuangannya tidak pernah tumbuh sesuai industri.
Pertumbuhan Telkom terlihat tinggi rasanya tertolong kondisi pasar yang tidak begitu “ribut” di sisi pemasaran. Sehingga Telkomsel sebagai mesin uang yang menguasai 45% pangsa pasar seluler melaju kencang pada tahun ini.
Namun, hal yang harus diwaspadai manajemen Telkom dan Telkomsel adalah menjaga biaya operasional dan margin yang didapat mengingat secara kuartal operator ini terus kehilangan pelanggan walau Average Revenue Per User (ARPU) masih stabil.
Melihat perjalanan semua operator hingga sembilan bulan ini, sudah saatnya mulai dicari solusi memaksimalkan jasa data yang trafiknya terus naik tetapi belum juga menghasilkan margin positif bagi kinerja keuangan.
Jika solusi ini belum juga di dapat, dijamin pertumbuhan yang melambat pada tahun ini bisa berlanjut hingga 2014.
@IndoTelko