telkomsel halo

Sinyal Melambat di Industri Seluler

14:07:17 | 03 Nov 2013
Sinyal Melambat di Industri Seluler
Ilustrasi (DOK)
Para pelaku usaha di sektor  telekomunikasi jelang tutup Oktober lalu telah mengeluarkan laporan keuangannya untuk posisi hingga September 2013.

Dari deretan operator, Telkom Grup bisa dikatakan sebagai bintang dalam kinerja keuangan di periode kali ini.

Telkom berhasil  membukukan keuntungan hingga September 2013 sebesar Rp 15,725 triliun  atau  naik 11,28%  dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar  Rp 14,130 triliun.

Penopang dari keuntungan hingga triwulan ketiga 2013 adalah pendapatan sebesar  Rp 61,499 triliun  atau naik 8,15% dibandingkan  periode sama tahun lalu sebesar Rp 56,864 triliun.

Pemasok keuntungan dan pendapatan Telkom dari anak usaha, Telkomsel. Penguasa seluler nasional ini membukukan keuntungan sebesar Rp 13,1 triliun  hingga triwulan ketiga 2013 atau naik 11,9% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 11,7 triliun.

Pendapatan yang diraih Telkomsel sebesar Rp 43,9 triliun  hingga triwulan ketiga 2013 atau naik 10,4% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp  39,85 triliun.

Dampak Depresiasi
Jika Telkom bersinar, tidak demikian yang dialami operator lainnya. Umumnya operator mengalami dampak dari terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Indosat mengalami kerugian  sebesar Rp 1,766 triliun . Kondisi ini berbeda dengan  periode sama tahun lalu yang masih mampu mencatat keuntungan Rp 475,7 miliar.

Pemicu utama kerugian hingga triwulan ketiga 2013 adalah selisih kurs dimana pada periode tersebut sebesar  Rp 2,312 triliun    melesat 260,2%  dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 641,9 miliar.

Secara topline, anak usaha Ooredoo ini hingga triwulan ketiga 2013 berhasil mendapatkan pendapatan sebesar Rp 17,79 triliun  atau naik 9,4% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp  16,27 triliun.

Dampak depresiasi juga dialami oleh PT XL Axiata Tbk (XL) yang hanya mendapatkan  keuntungan   hingga September 2013  sebesar  Rp 951,9 miliar   atau anjlok  58 % dari posisi tahun lalu sebesar Rp 2,1 triliun.

XL Hingga September 2013  hanya  berhasil meraih pendapatan sebesar  Rp 15,8 triliun atau bisa dikatakan stagnan jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar  Rp 15,9 triliun.

Kinerja yang tertekan juga dialami oleh pemain lapis kedua seperti PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). 

Bakrie Telecom  membukukan kerugian hingga Rp 1,52 triliun  hingga September 2013 atau melesat 53% dari posisi sama tahun lalu sebesar  Rp 988,3 miliar.

Bakrie Telecom hanya mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp 1,596 triliun  hingga September 2013 atau turun 10%  dibandingkan posisi sama tahun lalu Rp 1,779 triliun.
 
Sementara Smartfren Telecom   berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 1,75 triliun   hingga September 2013 atau naik 58% dibandingkan peridoe sama tahun lalu sebesar Rp 1,11 triliun.

Namun,  pemilik kode saham FREN ini menderita rugi sebesar Rp 1,54 triliun  atau naik 52%  dibandingkan periode tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,01 triliun.

Melambat
Jika melihat kinerja yang dialami operator hingga triwulan ketiga 2013 sepertinya tahun ini pertumbuhan industri seluler nasional hanya dikisaran low single digit. Jika pun ada operator yang bisa menembus pertumbuhan topline dan bottom line dobel digit, itu adalah Telkom Grup.

Telkom wajar mengalami pertumbuhan dobel digit mengingat sejak tiga tahun lalu kinerja keuangannya tidak pernah tumbuh sesuai industri.

Pertumbuhan Telkom terlihat tinggi rasanya tertolong kondisi pasar yang tidak begitu “ribut” di sisi pemasaran. Sehingga Telkomsel sebagai mesin uang yang menguasai 45% pangsa pasar seluler melaju kencang pada tahun ini.

Namun, hal yang harus diwaspadai manajemen Telkom dan Telkomsel adalah menjaga biaya operasional dan margin yang didapat mengingat secara kuartal operator ini terus kehilangan pelanggan walau Average Revenue Per User (ARPU) masih stabil.

Melihat perjalanan semua operator hingga sembilan bulan ini, sudah saatnya mulai dicari solusi  memaksimalkan jasa data yang trafiknya terus naik tetapi belum juga menghasilkan margin positif bagi kinerja keuangan.

Jika solusi ini belum juga di dapat, dijamin pertumbuhan yang melambat pada tahun ini bisa berlanjut hingga 2014.

GCG BUMN
@IndoTelko

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year