Debat Pemilihan Presiden pada Minggu (22/6) lalu memberikan kejutan bagi komunitas telekomunikasi nasional
Calon Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi)
menjanjikan membeli kembali (Buyback) saham merah putih di Indosat jika dirinya diberikan amanat oleh rakyat memimpin negeri ini untuk lima tahun mendatang.
Sebuah kejutan karena selama kampanye terbuka untuk pemeilihan presiden dimulai, belum ada kandidat yang berbicara tentang sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara mikro.
Diharapkan nanti, Minggu (29/6), kala debat untuk kandidat Calon Wakil Presiden yang menghadirkan tema tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta pengembangan Sumber Daya Manusia, visi misi dari masing-masing pasangan yang akan membawa bangsa ini lima tahun ke depan lebih jelas lagi untuk sektor TIK.
Strategis
Hal yang harus dipahami adalah sektor TIK merupakan elemen strategis belakangan ini dalam menyumbang perekonomian nasional.
Menkominfo Tifatul Sembiring pada 2013
pernah menyatakan pada 2012 dengan perekonomian Indonesia tumbuh 6,23%, telekomunikasi memberikan kontribusi sebesar 10%.
Pada tahun ini Lembaga riset International Data Corporation (IDC) memperkirakan
Indonesia akan memiliki belanja produk teknologi informasi dan Komunnikasi (TIK) mencapai US$ 16,4 miliar atau naik 12,5% dibandingkan perkiraan tahun 2013 yang sekitar US$ 14,7 miliar.
Belum lagi jika dilihat multiplier effect dari majunya sektor TIK bagi sektor lainnya. Misalnya, ekonomi kreatif atau perkembangan bisnis berbasis UKM.
Kita harapkan calon pemimpin nasional di masa mendatang bisa merevolusi pola pikirnya terhadap sektor TIK. Dimana tak hanya berfikir masalah ketersediaan perangkat di sekolah atau kampus, tetapi lebih dari itu, TIK sebagai enabler perekonomian.
Jika menempatkan sektor TIK sebagai pendorong, alhasil infrastruktur yang mendukung sektor ini diposisikan sebagai komponen strategis dan layak menjadi prioritas bukan sebagai lumbung setoran pendapatan negara bukan pajak.
Sudah saatnya berhenti berwacana untuk sesuatu yang diawang-awang seperti berfikir membeli kembali Indosat. Sektor TIK Indonesia butuh sesuatu yang kongkrit, misalnya insentif, komitmen membangun infrastruktur broadband, dan lainnya agar tidak terus-menerus hanya menjadi target pasar produk konsumtif.
@IndoTelko