Seorang pemimpin yang hebat adalah ketika dia mampu mempersiapkan penggantinya sebagai penerus di masa depan.
Mudah diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan. Bagi seorang pemimpin, ada saja godaan untuk menjalankan filosofi diatas, karena kekuasaan itu memang memabukkan.
Lihat saja yang terjadi dengan Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto. Sosok yang dikenal dengan senyumnya ini kala masih bertahta sudah beberapa kali mencoba mempersiapkan calon pengganti, namun hingga diturunkan oleh gerakan mahasiswa pada 1998 impian itu tak terwujud.
Dalam cakupan yang lebih kecil bisa dilihat di sebuah perusahaan. Banyak pendiri perusahaan, CEO atau Presiden Direktur yang berusaha mencari pengganti, tetapi malah berakhir tetap bertahan di posisinya karena gagal melakukan regenerasi di organisasinya.
Namun, jika sistem punishment and reward berjalan baik di sebuah organisasi modern, sebenarnya mendapatkan calon pemimpin masa depan bukanlah hal yang sulit.
Contoh yang paling menarik disimak dari cara PT XL Axiata Tbk (XL) menyiapkan pemimpin masa depannya. Dimulai dengan adanya talent pool, mendapatkan para kandidat, hingga melakukan coaching untuk mendapatkan calon ideal.
Setelah itu kandidat yang dianggap layak dimatangkan jiwa kepemimpinan melalui serangkaian tugas-tugas baru diluar yang biasa dilakukannya. Hal ini karena XL menyadari manajemen modern semuanya harus punya karakter entrepreneurship selain leadership.
Dari sisi individu pun harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi bisa menjadi pemimpin. Simak ucapan Dian Siswarini ketika pertama kali melakukan wawancara kerja di XL. “Kala wawancara kerja 19 tahun lalu saya ditanya, mau jadi apa. Saya jawab, I wanna be CEO of this company, “ kata Dian beberapa waktu lalu.
Dan jika takdir berpihak kepada Dian, jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini selangkah lagi menuju XL-1 (Dirut) menggantikan Hasnul Suhaimi (Baca juga:
Dian Disiapkan menggantikan Hasnul). Syaratnya, tentu lolos dalam ujian terakhir sebagai Deputy CEO XL. Semoga berhasil!
@IndoTelko