JAKARTA (IndoTelko) - Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) memperkuat kepemilikan di perusahaan afiliasi PT Peruri Sicpa Securink (SPS) dari sebelumnya 20% menjadi 48% dalam rangka mendukung aksi Go Global dan Digital dari perusahaan pelat merah itu di masa mendatang.
"Peningkatan kepemilikan saham Peruri menjadi 48% tersebut merupakan langkah penting agar Peruri lebih berperan dalam menetapkan kebijakan di SPS dengan posisi sebagai super majority, artinya meskipun kepemilikan saham minoritas tetapi mempunyai peran penting menentukan kebijakan perusahaan," ungkap Direktur Utama Peruri Prasetio dalam rilisnya, kemarin.
Sicpa, SA adalah perusahaan multi nasional yang berkedudukan di Lausanne, Swiss yang memproduksi tinta sekuriti intaglio, optical variable ink (OVI) dan spark untuk pencetakan uang dan dokumen sekuriti lain seperti paspor, pita cukai dan lainnya.
Khusus untuk SPS, tinta yang diproduksi sebagian besar adalah intaglio untuk memenuhi kebutuhan Peruri di dalam mencetak uang NKRI.
"Kami ingin tranfer know how dan transfer knowledge teknologi tinta sekuriti dari Sicpa, SA ke Peruri beralan dengan baik. Ke depan, kompetensi itu secara pasti harus dimiliki oleh putra-putri kita sendiri," jelas Prasetio.
Di dalam peningkatan kepemilikan saham ini, Peruri tidak mengeluarkan uang tunai tetapi transaksi non-tunai, yaitu melalui kapitalisasi sewa lahan di Karawang, pengalihan mesin pengolah tinta dan tambahan goodwill dari Sicpa, SA.
SPS didirikan pada 2002 sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan tinta sekuriti Peruri menjalankan penugasan sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP32) untuk mencetak uang NKRI dan 4 (empat) produk utama lainnya, yaitu pita cukai, paspor, meterai dan buku pertanahan.
"Kami ingin secara bertahap kepemilikan Peruri terus naik dan setelah melalui negosiasi yang panjang, akhirnya cita-cita itu dapat direalisasikan. Idealnya kami ingin menjadi pemegang saham mayoritas tetapi pelaksaannya perlu bertahap. Semoga lima tahun ke depan cita-cita menjadi pemegang saham mayoritas dapat direalisasikan," katanya.
Hingga 2016 pendapatan SPS mencapai Rp 477 miliar dengan laba bersih Rp 9,2 miliar. Perusahaan afiliasi Peruri ini cukup sehat dengan pertumbuhan rata-rata per-tahun 10 %.
"Kami meminta manajemen SPS agar pada tahun-tahun yang akan datang dapat membuka pasar internasional, jangan hanya memenuhi kebutuhan domestik (Peruri). Pembukaan pasar internasional ini sejalan dengan visi Peruri untuk go global dan go digital," pungkasnya.(id)