JAKARTA (IndoTelko) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengungkapkan dampak anomali yang terjadi pada satelit Telkom 1 mulai berkurang pada pelanggan yang menggunakan transponder dari infrastruktur itu.
Satelit Telkom 1 mengalami anomali pada hari Jumat (25/8) sekitar pukul 16.51 WIB yang berakibat pada pergeseran pointing antena sehingga semua layanan transponder dari satelit itu terganggu.
Dampak yang dirasakan masyarakat adalah terjadinya gangguan di anjungan tunai mandiri (ATM) sejumlah perbankan yang menjadi pelanggan dari satelit Telkom 1.
"Tak semua klien mengalami gangguan berarti sebagaimana terjadi pada Bank Mandiri sebagai bank terbesar di tanah air," ungkap VP Corporate Communication Telkom Arif Prabowo dalam keterangannya, Minggu (27/8).
Diungkapkannya, saat ini secara simultan, Telkom melakukan recovery layanan transponder dengan mengalihkan sejumlah pelanggan ke transponder satelit Telkom 3S dan satelit lainnya.
"Proses migrasi pelanggan Telkom 1 dimulai pada hari ini juga hingga seluruh pelanggan termigrasi. Dengan solusi migrasi ke satelit lain, layanan pelanggan dapat kembali berjalan dengan normal," jelasnya.
Sebelumnya, Bank Mandiri memastikan gangguan satelit Telkom 1 tidak berdampak pada transaksi dan layanan ATM miliknya. Terlebih, unit ATM yang menggunakan jasa satelit ini berlokasi di daerah-daerah terpencil dan terluar.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, Mandiri memang merupakan salah satu pengguna satelit tersebut untuk ATM-nya. Namun, dari 17 ribu unit ATM yang dimiliki Mandiri, hanya 14% saja yang menggunakan satelit Telkom 1 ini.
"Satelit Telkom 1 mengalami gangguan dan Mandiri adalah salah satu pengguna itu untuk ATM-ATM. Mandiri memiliki 17 ribu ATM, dari jumlah itu yang menggunakan Telkom sekitar 2.000 ATM. Jadi sekitar 13 persen-14 persen dari total ATM, jadi mudah-mudahan tidak terlalu mengganggu," ujarnya.
Diungkapkannya, dari 2.000 ATM tersebut, rata-rata berada di wilayah terpencil dan terluar. Sedangkan di kota-kota besar tidak menggunakan layanan satelit tersebut.
"Satelit Telkom 1 digunakan untuk ATM di daerah yang agak remote, kalau di kota-kota besar pakai jaringan broadband," jelasnya.
Ditambahkannya, dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini, masyarakat kini lebih banyak menggunakan mobile banking atau internet banking di ponselnya. Sehingga penggunaan ATM juga tidak terlalu intens.
Segendang sepenarian, Bank BRI memastikan operasional dan layanan kepada nasabahnya tak terganggu walau ada persitiwa anomali di satelit Telkom 1. (
Baca:
Dampak Anomali Telkom 1)
“Tak menganggu operasional dan tak terlalu berdampak (gangguan satelit Telkom 1). Kebanyakan Satelit Telkom 1 itu kita gunakan di remote area. Sekarang sedang dicarikan jaringan alternatif,” ungkap Direktur Teknologi dan Digital BRI Indra Utoyo .
Satelit Telkom 1 diluncurkan pada 13 Agustus 1999. Satelit tersebut diproduksi Lockhead Martin dari Amerika Serikat dan peluncurannya dilakukan oleh Arianespace dari Eropa. Satelit Telkom 1 memiliki kapasitas 24 transponder, dan beroperasi pada frekuensi C-Band.(dn)