JAKARTA (IndoTelko) – Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan dalam laporan yang diterima lembaga tersebut dari Facebook dinyatakan tak ada pengguna Indonesia tersedot Cambridge Analytica.
"Berdasarkan surat yang kami terima dari Facebook mengenai hasil investigasi awal, belum ditemukan adanya indikasi penyalahgunaan data pribadi. Tidak ada satupun data pengguna Facebook di Indonesia yang tersedot Cambridge Analytica. Jadi jumlah sekitar 87 juta itu hanya di Amerika. Hasil ini mungkin sama seperti yang ditemukan oleh Kepolisian RI. Ketika membuka aduan bagi mereka yang disalahgunakan data pribadinya," ungkap Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan, kemarin.
Dijelaskannya, investigasi yang dilakukan terhadap Facebook ditujukan untuk mengidentifikasi adanya pelangaran keamanan data pribadi "Apakah ada sistem yang bisa menembus aplikasi Facebook. Sejauh hasil laporan awal, sejumlah data yang bisa diakses adalah informasi yang sesuai dengan privacy Facebook," ungkapnya.
Menurutnya, akses data hanya mungkin terjadi ketika disetujui oleh pengguna Facebook. "Kalau Cambridge Analytica masuk bergantung pengguna. Tidak ada kebocoran, tapi sesuai dengan perjanjian Facebook dengan Cambridge termasuk dengan level privacy. Sebuah aplikasi tidak akan dapat akses data atau informasi kecuali dengan izin dari pemilik data atau pengguna platform," jelasnya.
Pria yang akrab disapa Semmy ini menyatakan semua yang terjadi dalam platform media sosial dibawah kendali pengguna. "Izin penggunaan aplikasi, kalau di media sosial itu segala sesuatu di kita. Hati-hati baca tawaran aplikasi, setting privacy," tambahnya.
Anehnya, meskipun dari laporan awal investigasi atas dugaan penyalagunaan data pengguna oleh pihak ketika belum ditemukan adanya data pribadi pengguna layanan di Indonesia yang disalahgunakan, Kominfo tetap memantau perkembangan investigasi dan menunggu laporan dari pihak Facebook.
"Dari dugaan awal ada sekitar satu juta data yang kemungkinan disalahgunakan itu belum ditemukan. Indonesia terbukti tidak ada yang diambil (datanya). Ini sesuai dengan hasil laporan Polisi yang sejak awal meminta masyarakat melaporkan jika ada datanya yang dicuri. tapi ini hasil inevstigasi awal, dan masing berlangsung. Kami tetap monitor karena investigasinya belum selesai," katanya.
Guna memastikan tidak adanya penyalahgunaan data, Dirjen Semuel mengharapkan setiap pengguna aplikasi memperhatikan dan melindungi data pribadinya. Pada saat bersamaan pihaknya juga meminta penyedia aplikasi menyediakan melindungi data yang dikumpulkan dari pengguna aplikasi.
"Harapan kami dari pemerintah patuhi peraturan terutama terkait dengan perlindungan datanya. Semua kegiatan online kita didata, siapapun diberikan akses data harus melindungi data yang ada. Jangan sampai diperdagangkan dan dipertukarkan. Semua orang harus bisa memahami semua orang bolah lihatm masyarakat harus memahami karena yang setting kita sendiri," tutupnya.(id)