JAKARTA (IndoTelko) - Sebuah penelitan baru dari Forrester Consulting, yang diinisiasi oleh Oracle, menekankan peran penting dari platform multi-hybrid cloud untuk mengumpulkan berbagai macam informasi yang memungkinkan dapat menganalisa wawasan dan menginformasikan keputusan kritis dalam bisnis.
Tantangan bisnis saat ini adalah bahwa berbagai data dan informasi umumnya disimpan dalam berbagai sistem termasuk cloud, sehingga sulit bagi perusahaan untuk memanfaatkannya dan menciptakan nilai lebih.
Studi yang berjudul Moving the Needle: Manajemen Data untuk Era Multi-Hibrid TI, menjelaskan bahwa 82% dari 670 pengambil keputusan senior di bidang teknologi mengakui bahwa berinvestasi dalam strategi manajemen data yang tepat dapat menghasilkan hasil bisnis yang lebih baik. Tetapi 73% mengakui bahwa mereka memiliki strategi data yang berbeda ataupun data yang terpisah-pisah yang membuat mereka sulit menyediakan data yang dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan bisnis.
“Organisasi di Asia Pasifik sedang menuju kemajuan yang kuat dalam hal menyatukan sumber data dan mendapatkan nilai lebih dari keamanan data serta persyaratan tata kelola. Tetapi penelitian ini juga mengungkapkan bahwa fokus mereka yang kuat pada bidang-bidang tertentu ini kemungkinan membuat mereka terhambat untuk menyadari beberapa manfaat dari multi-hybrid cloud yang mereka butuhkan saat ini, disamping menyediakan akses pada kemampuan unik mereka dalam mendukung diversifikasi. Faktanya, hanya sepertiga perusahaan di JAPAC yang tampaknya berfokus pada aspek manajemen data dibandingkan dengan lebih dari dua pertiga di Eropa. Mereka perlu memahami hidup di lingkungan multi-hybrid cloud sesegera mungkin atau dapat berisiko tertinggal," kata Wakil Presiden Senior, Oracle Systems, JAPAC dan EMEA Chung Heng.
Seperti yang ditunjukkan dalam penelitian ini, dengan meningkatnya kompleksitas, ditambah dengan bekerja di lingkungan TI yang berbeda, 64% responden bergulat dengan tantangan mengelola infrastruktur multi-hybrid. Jadi tidak mengherankan apabila 70% organisasi menganggap perlunya menyederhanakan proses TI mereka sebagai prioritas utama.
Satu masalah yang disoroti oleh penelitian ini adalah bahwa kekhawatiran dan fokus di sekitar keamanan data dan tata kelola data telah membatasi bisnis untuk memperoleh manfaat utama. Menurut penelitian, adopsi hosting data multi-cloud didorong oleh kebutuhan untuk diversifikasi serta akses ke dalam kemampuan unik – yaitu 6 dari 10 responden menyebutkan “mengakses teknologi atau kemampuan spesifik” sebagai driver/pendorong untuk strategi multi-cloud mereka.
Namun, meskipun 83% dari perusahaan percaya bahwa persyaratan keamanan data adalah prioritas tinggi atau kritis, ketika mereka maju di sepanjang peta jalan manajemen data mereka, setengah dari responden mengatakan mereka saat ini tidak memiliki kemampuan memadai untuk memastikan perlindungan data dan mematuhi peraturan keamanan.
Dengan adanya tantangan ini, studi ini merekomendasikan agar organisasi mencari mitra teknologi mereka untuk menyediakan platform data terpadu yang akan memberikan visibilitas pada setiap lini di seluruh lingkungan hybrid mereka, bersamaan dengan fondasi keamanan yang cukup dan juga fleksibilitas untuk memenuhi kompleksitas data saat ini dan di masa depan.(ak)