JAKARTA (IndoTelko) – Horangi mengumumkan bahwa Warden, solusi keamanan komputasi awan (cloud) unggulan mereka telah bergabung di Google Cloud Platform, menjadikannya sebagai solusi multi-cloud.
Pelanggan Amazon Web Service (AWS) dan GCP kini dapat menggunakan Warden sebagai titik untuk mengevaluasi postur keamanan dan kepatuhan mereka, menyelesaikan pelanggaran kepatuhan serta menghasilkan laporan kepatuhan yang siap audit guna memenuhi berbagai standar seperti ISO 27001 dan GCP-CIS.
Warden sebelumnya diluncurkan pada tahun 2019 dan telah terdaftar di AWS Marketplace sebagai cloud security posture management (CSPM) utama dalam beberapa bulan setelah peluncurannya. Warden juga telah digunakan oleh perusahaan seperti SingLife, Ninja Van, Mekari, dan Wallex untuk kebutuhan keamanan komputasi awan mereka.
CEO dan Co-Founder Horangi Paul Hadjy mengatakan penelitian terbaru dari Horangi terkait perangkat keamanan komputasi awan mengindikasikan bahwa 99% dari pemindaian infrastruktur komputasi awan memiliki kerentanan keamanan.
“Warden berupaya memperkuat fitur keamanan multi-cloud dan otomatisasi kepatuhannya. Tujuan kami adalah menyediakan pertahanan infrastruktur self-healing komputasi awan kepada pengguna sehingga dapat mendeteksi dan merespon ancaman secara real-time dan otomatis mencegah konfigurasi yang menonjol. Jika dikelola dengan baik, lingkungan multi-cloud dapat berkontribusi pada postur risiko yang lebih kuat karena perusahaan dapat mendistribusikan beban kerja mereka ke berbagai jaringan yang berbeda, menjadikannya lebih tangguh terhadap gangguan layanan dan serangan siber,” kata Hadjy.
Menurut data IDC, bisnis di kawasan Asia Pasifik yang dibangun di atas Google Cloud tumbuh dengan kecepatan sebesar 35 persen dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021, lebih dari 90% perusahaan di APEJ akan memanfaatkan campuran server komputasi awan pribadi lokal/khusus dan platform sebelumnya memenuhi kebutuhan infrastruktur dan bisnis mereka.
Sementara lembaga Gartner memproyeksikan market layanan komputasi awan publik di seluruh dunia akan tumbuh dari US$182,4 miliar pada tahun 2018 ke US$331,2 miliar pada tahun 2022, suatu tingkat pertumbuhan tahunan gabungan atau compound annual growth rate (CAGR) sebesar 12,6%.
Ketika pasar keamanan komputasi awan semakin matang, tim keamanan siber membutuhkan satu tampilan antar muka yang dapat membangun dan mengelola infrastruktur komputasi awan mereka sesuai dengan praktik keamanan terbaik. Guna membantu pengguna mengurangi waktu yang dihabiskan dalam perbaikan keamanan hingga 90%, Horangi juga memperkenalkan fitur remediasi otomatis oleh Warden. Dengan tersedia di AWS dan GCP, kini pengguna tidak perlu melakukan beberapa langkah untuk memperbaiki satu masalah keamanan secara manual.
“Integrasi dengan GCP menjadi pilihan mutlak bagi kami, karena tingkat penggunaan yang cukup luas di kalangan startup dan perusahaan. Warden merupakan salah satu dari beberapa platform komputasi awan yang memiliki pusat data yang berbasis di Indonesia, sehingga telah sejalan dengan ketentuan industri terkait regulasi data di kawasan Asia Tenggara. Kami juga telah melihat ketertarikan yang sangat besar dari industri layanan finansial dan startup fintech yang berbasis di Singapura yang ingin patuh terhadap Otoritas Moneter Singapura,” kata Hadjy.
Sementara itu CTO Ninja Van Shaun Chong menanggapi integrasi Warden di GCP dengan positif. “Kami melihat bahwa Warden sangat berguna dalam memahami konfigurasi infrastruktur kami terhadap standar internasional seperti CIS. Perangkat otomasi membantu kami dalam mengakselerasi proses dalam menanamkan standar praktik terbaik di lingkungan GCP kami.”
Chief Information Security Officer Gojek, George Do mengatakan, “Ada potensi yang sangat besar bagi pasar keamanan siber untuk membentuk keamanan komputasi awan di Indonesia dan di seluruh Asia Tenggara. Horangi telah melakukan hal yang luar biasa melalui Warden dalam menyederhanakan dan mengotomatisasi keamanan multi-cloud dan kepatuhan, dan kami senang untuk melihat penggunaan Warden semakin berkembang.”
Kebutuhan untuk mengamankan infrastruktur komputasi awan tetap sangat penting jika merujuk kepada Laporan Investigasi Pelanggaran Data 2020 Verizon terkait kesalahan konfigurasi dan error menjadi salah satu penyebab utama penjebolan data komputasi awan, kedua setelah malware.
Warden telah menyelesaikan lebih dari 18 juta pemindaian secara regional sejak diluncurkan, menciptakan 200+ peraturan keamanan siber dan mendukung sembilan standar kepatuhan global. Platform tersebut saat ini mendukung persyaratan kepatuhan untuk standar Monetary Authority of Singapore Technology Risk Management (MAS TRM) dan Bank Negara Malaysia - Risk Management in Technology (BNM-RMIT). Warden juga masuk dalam Panduan Pasar 2020 Gartner untuk Alat Otomatisasi Kepatuhan dalam Operasi Pengembangan.
Sejak peluncurannya pada tahun 2016 oleh para pakar keamanan siber Palantir, Paul Hadjy dan Lee Sult, Horangi telah bekerja dengan lebih dari 200 perusahaan di Asia Tenggara, untuk menyediakan solusi keamanan siber terbaik di kelasnya. Sejak itu Horangi telah dipercaya oleh beberapa klien baru seperti SingEx, DBS Bank, NTUC Income Insurance, BigPay dan DANA.
Pada bulan Maret 2020, perusahaan ini telah menggalang pendanaan sebesar US$20 juta untuk putaran Seri B yang dipimpin oleh Provident Growth, Monk’s Hill Ventures, Right Click Capital, dan Genesis Alternative Ventures. Horangi sejak itu juga mengumumkan kemitraan dengan Tokio Marine Insurance dan Athena Dynamics, unit dari BH Global Corporation.
Saat ini Horangi telah memiliki kantor di Jakarta dengan 20 karyawan lokal yang akan memperkuat kehadirannya di Indonesia. Fokus utama Horangi untuk tahun 2021 adalah untuk meningkatkan pangsa pasarnya melalui upaya marketing online yang berkelanjutan, juga aktivitas offline yang lebih luas dalam memberikan edukasi pengguna di Indonesia dan seluruh Asia Tenggara.(ak)