telkomsel halo

Segera genjot literasi digital

03:07:15 | 22 Nov 2020
Segera genjot literasi digital
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi dan Katadata merilis hasil Survei Literasi Digital Nasional 2020.

Berdasarkan pengukuran literasi digital di 34 provinsi di Indonesia, responden menyatakan akses internet semakin cepat, terjangkau dan tersebar sampai ke pelosok.

Sebagian besar masyarakat juga menggunakan internet ini untuk berkomunikasi melalui pesan singkat, melakukan aktivitas di media sosial, serta menonton video secara online.

Sayangnya, indeks literasi digital masyarakat Indonesia masuk kategori sedang, yakni 3,47 dari 5.

Tingkat yang tertinggi yakni di bagian tengah, seperti Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Indeks tersebut berdasarkan hasil survei terhadap 1.670 responden, yang dilakukan selama 18-31 Agustus lalu.

Responden merupakan anggota rumah tangga berusia 17-30 tahun dan mengakses internet tiga bulan terakhir. Tingkat toleransi kesalahan (margin of error) 2,45%.

Berdasarkan survei tersebut, sub-indeks terkait informasi dan literasi data 3,17. Kemudian indeks komunikasi dan kolaborasi 3,38. Sedangkan keamanan dan kemampuan teknologi masing-masing 3,66.

Menurut wilayah, indeks literasi digital masyarakat Indonesia bagian tengah yang tertinggi yakni 3,57. Sedangkan barat 3,43 dan timur 3,44.

Ada enam hal yang memengaruhi indeks literasi digital, yakni usia, jenis kelamin, pendidikan, kemampuan mengenali hoaks, pemakaian internet, dan domisili.

Berdasarkan survei tersebut, 11,2% menyatakan pernah menyebarkan kabar bohong atau hoaks. Sebanyak 68,4% di antaranya mengatakan hanya ingin mendistribusikan informasi, meski belum memverifikasi kebenarannya. Lalu, 56,1% tidak tahu bahwa itu hoaks. Kemudian, karena alasan tak mengetahui sumber informasi, iseng, dan untuk memengaruhi orang lain.

Mayoritas dari responden menilai, Facebook menjadi media yang paling banyak penyebaran hoaks. Disusul oleh WhatsApp, YouTube, portal berita online, Instagram, dan televisi. Konten bohong yang paling sering mereka temui yaitu politik. Kemudian, kesehatan, agama, kerusuhan, lingkungan, dan bencana alam.

Masyarakat perkotaan Indonesia jauh lebih percaya informasi dari televisi dan media sosial, ketimbang situs pemerintah maupun portal berita online. Separuh lebih responden mempercayai informasi yang beredar di WhatsApp.

Berbeda dengan masyarakat di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) yang lebih mempercayai informasi dari situs resmi pemerintah dan televisi

Melihat hasil survei ini, tak ada lagi alasan untuk menunda peningkatan literasi digital mengingat penetrasi akses internet kian tinggi di masyarakat.

Pemerintah harus bisa segera mengidentifikasi kepada siapa saja harus diliterasi, apa yang harus diberikan dan bagaimana proses literasi berlangsung mengingat tujuan daripada literasi ada transfer knowledge yang diberikan kepada masyarakat.

Jika literasi digital tak ditingkatkan, sementara masyarakat semakin banyak beraktifitas di dunia maya, sendi-sendi kehidupan bernegara bisa terancam mengingat aktifitas di dunia yang tak memiliki batas kian tinggi. Negara harus hadir agar masyarakat tak menjadi hampa di dunia maya.

GCG BUMN
@IndoTelko 

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year