JAKARTA (IndoTelko) – Crayon perusahaan asal Olso, Norwegia, resmi masuk pasar Indonesia. Ini adalah bagian dari strategi global Crayon untuk berekspansi di Asia Pasifik, setelah membuka kantor di Singapura, Malaysia, Filipina, Sri Lanka dan Australia. Sejak berdiri pada tahun 2002, Crayon fokus memberikan layanan TI yang mengoptimalisasi investasi teknologi pelanggan. Saat ini, operasional bisnis Crayon menjangkau lebih dari 35 negara.
“Pasar TI Indonesia adalah salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di kawasan Asia Pasifik (APAC). Digitalisasi dalam operasional bisnis menjadi lebih kritikal dibandingkan sebelumnya, dan perusahaan mencari teknologi yang dapat membuka segmen pasar/pelanggan baru, sekaligus yang dapat membantu meningkatkan kinerja operasional bisnis. Di Crayon, kami telah membangun keahlian selama lebih dari 20 tahun untuk menghadapi tantangan yang dibawa oleh adopsi dan manajemen cloud. Kami yakin dapat membantu perusahaan, khususnya korporasi kecil, menengah dan besar, dalam perjalanan transformasi digitalnya, dan yakin bahwa inilah saat yang tepat untuk memasuki pasar Indonesia,” kata Country Director Crayon Indonesia Anissa Sharmanti.
Menurut proyeksi International Data Corporation (IDC), pasar cloud Indonesia akan tumbuh rata-rata 31% per tahun selama 5 tahun ke depan menjadi US$ 1,2 miliar pada tahun 2024, seiring pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Data terbaru Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa hanya 19% (sekitar 12 juta) UMKM yang telah onboarding di ekosistem digital. Sebagai bagian dari pemberdayaan UKM menuju inklusi ini, Crayon tidak hanya menyediakan adopsi dan layanan cloud tetapi juga memperkuat layanan artificial intelligence (AI) di pasar Asia Tenggara dengan mendirikan AI Center of Excellence di Singapura untuk membantu dan mendukung UKM dalam perjalanan transformasi digital.
“Asia Pasifik adalah salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat terkait adopsi dan layanan cloud, dan kami melihat peluang besar dalam ekspansi kami di pasar tersebut,” kata CEO Crayon Melissa Mulholland.
“Kami sangat bersemangat untuk memperkuat jejak global kami dan merasa terhormat kami dapat membawa layanan dan inovasi TI kami ke Indonesia,” kata Wakil Presiden Senior Crayon Asia Pasifik Rhonda Robati.
Sebagai pendatang baru dalam bisnis cloud Indonesia, strategi utama Crayon adalah menyediakan solusi migrasi cloud yang berfokus pada pelanggan berdasarkan efisiensi data dan biaya. International SOS, perusahaan layanan risiko kesehatan dan keamanan terkemuka di dunia, telah bekerja sama dengan Crayon dan mengalami penghematan biaya enam digit melalui pengoptimalan lisensi cloud.
Crayon adalah mitra global dengan beberapa penyedia layanan cloud teratas. “Sebagai perusahaan teknologi dengan kemampuan multi-cloud, kami dapat menyesuaikan sesuai kebutuhan dan anggaran pelanggan kami,” jelas Anissa.
Dengan tim global dan pengalaman luas dalam layanan cloud, data, dan AI, Crayon sebagai pendatang baru di pasar Indonesia telah memiliki lebih dari 30 klien korporat dan perusahaan mengharapkan pertumbuhan pendapatan sebesar 300% dalam dua tahun ke depan.
Informasi saja, Crayon dinobatkan sebagai leader di Gartner Magic Quadrant for Software Asset Management Managed Services. Pengakuan dalam kategori "posisi leader" ini menandakan bahwa Crayon memiliki visi yang jelas tentang arah pasar teknologi dan secara aktif membangun dan meningkatkan kompetensi dalam perangkat lunak dan analitik cloud. Hal ini menjadikan kemitraan dengan Crayon sebagai nilai tambah bagi perusahaan-perusahaan Indonesia dimana pelanggan bisa fokus pada bisnis mereka dan mengejar pertumbuhan.(wn)