Layanan Facebook Inc. yang mencakup Facebook, WhatsApp, dan Instagram sempat tumbang selama berjam-jam, sejak Senin (4/10) malam waktu Indonesia hingga Selasa (5/10) pagi.
Kabarnya, aplikasi di keluarga besar Facebook dilaporkan kembali sulit diakses pada Sabtu (9/10). Laporan The New York Times menyebutkan aplikasi tersebut down selama dua jam pada hari Jumat siang waktu setempat, dikutip Sabtu (9/10).
Laman Down Detector menunjukan seluruh produk utama, Instagram, WhatsApp, Messenger dan Facebook down bersamaan. Ini terjadi pada pukul 15:00 Eastern Time atau 02:00 WIB.
Namun masalah ini tak berlangsung lama. Berselang tiga jam kemudian perusahaan mengatakan telah berhasil memperbaiki masalah tersebut. Dalam akun Twitternya, saat masalah terjadi Facebook mengatakan mengetahui ada sejumlah pengguna yang mengalami kesulitan mengakses produk-produknya.
New York Times melaporkan Facebook mengatakan pemadaman kali ini tidak terkait dengan masalah pada awal minggu ini. Saat itu aplikasi utama di keluarga besar Facebook down bersamaan secara global sekitar tujuh jam.
Pada persitiwa pertama, Facebook mengungkapkan penyebab gangguan atau down akibat perubahan konfigurasi pada router backbone yang mengoordinasikan lalu lintas jaringan antara pusat data.
"Tim teknik kami telah mengetahui bahwa perubahan konfigurasi pada router backbone yang mengoordinasikan lalu lintas jaringan antara pusat data kami menyebabkan masalah yang mengganggu komunikasi ini. Gangguan pada lalu lintas jaringan ini memiliki efek berjenjang pada cara pusat data kami berkomunikasi, sehingga menghentikan layanan kami,” ucap Vice President Infrastructure Facebook Inc Santosh Janardhan seperti dikutip dari laman Facebook.
Penyebab utama pemadaman ini juga memengaruhi banyak alat dan sistem internal yang tim Facebook gunakan dalam operasi sehari-hari, mempersulit upaya perusahaan untuk mendiagnosis dan menyelesaikan masalah dengan cepat.
Akar penyebab pemadaman ini adalah perubahan konfigurasi yang salah. Menurutnya, pihaknya tidak memiliki bukti data pengguna telah disusupi sebagai akibat dari penghentian ini.
Masalah tak bisa diaksesnya layanan Facebook, Whatsapp dan Instagram kali ini merupakan kedua terburuk setelah 2019. Saat itu, situs Facebook tak bisa diakses lebih dari 24 jam.
Saat itu, masalah muncul akibat Facebook melakukan kesalahan dalam pembaruan rutin BGP telah menghapus rute DNS yang dibutuhkan Facebook, WhatsApp, dan Instagram untuk memungkinkan jaringan lain menemukan situs mereka.
BGP merupakan salah satu sistem yang digunakan internet untuk mengarahkan lalu lintas internet Anda ke tempat yang dibutuhkan secepat mungkin. Tugas BGP adalah menunjukkan jalan dan memastikan itu merupakan rute yang terbaik.
Perusahaan pengukuran iklan Standard Media Index memperkirakan Facebookkehilangan sekitar US$545 ribu per jam selama gangguan itu terjadi.
Ketergantungan
Peristiwa yang terjadi kepada sejumlah aplikasi milik Facebook dan reaksi dari pengguna yang “berteriak” mencerminkan betapa kian tergantungnya komunikasi kepada layanan Over The Top (OTT).
Mayoritas pengguna smartphone menjawab tak bisa hidup tanpa WhatsApp. Alasannya, aplikasi ini sudah menjadi saluran komunikasi nomor satu bagi mereka, baik untuk terhubung dengan teman, keluarga, murid, hingga kolega kerja.
WhatsApp juga memegang peranan penting untuk kegiatan kuliah online dan kerja dari rumah (work from home/ WFH).
Padahal, sebagian pengguna mengaku menggunakan aplikasi perpesanan instan lainnya, seperti LINE dan Telegram. Namun, aplikasi perpesanan instan ini jarang digunakan. Kalaupun digunakan, hanya sebatas untuk berkomunikasi dengan teman saja. Tidak seperti WhatsApp yang menjadi tempat untuk melakukan banyak hal sekaligus, mulai dari komunikasi, koordinasi pekerjaan, bahkan media Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Asal tahu saja, Facebook saat ini memiliki pengguna aktif sebanyak 2,7 miliar pengguna per 25 Januari 2021. Angka pengguna tersebut tentu sangat banyak melihat dari data yang sebelumnya telah disinggung tentang pengguna media sosial di dunia yaitu 5,7 miliar pengguna. Dengan 2,7 miliar pengguna aktif saat ini, hampir setengah dari total pengguna sosial media memiliki dan aktif di platform Facebook.
WhatsApp menempati posisi ke-3 dibawah YouTube dengan 2 miliar pengguna sedangkan Instagram di posisi ke-6 dibawah platform messenger milik Facebook sebanyak 1.2 miliar pengguna.
Hal yang sampai sekarang tak pernah tuntas adalah pemerintah seperti tak bisa menyentuh layanan OTT ini mulai dari sisi kewajiban berupa pajak hingga Service Level Agreement (SLA). Alhasil, ketika OTT ada masalah, banyak pihak berkata “Gratisan kok nuntut banyak”.
Padahal, jika dilihat secara fair, OTT sudah mengeruk banyak keuntungan ketimbang pemain jaringan seperti operator telekomunikasi di ranah digital. Sebuah keadilan yang belum tuntas ditegakkan regulator!
@IndoTelko