JAKARTA (IndoTelko) - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel akan lebih agresif sepanjang 2022 agar pertumbuhan usaha lebih baik dibanding 2021
"Kami sudah merencanakan target net income Rp1,6 triliun sesuai dengan target-target organik dan anorganik. Untuk 2021 kami masih closing dan proses audit (laporan keuangan), so far dengan proses yang berjalan saat ini target-target 2021 memang belum bisa kami disclose tetapi kami optimis terlampaui dengan baik. 2022 (pertumbuhan usaha) bisa lebih tinggi pastinya," ungkap Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Mitratel Ian Sigit Kurniawan saat Media Gathering, Senin (10/1).
Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan untuk menjaga tren pertumbuhan di tahun 2022, setidaknya ada empat strategi yang akan dijalankan Mitratel.
Pertama, memperbesar kontribusi pertumbuhan bisnis organik dengan cara menggenjot layanan built to suit (B2S) dan kolokasi menara dari operator jaringan seluler yang menjadi klien perusahaan.
Kedua, melanjutkan aksi merger dan akuisisi (M&A) aset menara dari Telkomsel maupun mengakuisisi saham perusahaan menara yang lebih kecil. Ketiga, Mitratel akan melakukan ekspansi dengan menyediakan beberapa layanan baru.
“Saat ini kami tengah mengembangkan portfolio layanan infrastruktur digital lengkap bagi operator. Termasuk dengan melakukan fibersisasi menara, mengaplikasikan infrastructure as a service sehingga kami bisa menyediakan jaringan IoT bagi pelanggan non-MNO, serta ekspansi ke penyediaan small cells sehingga bisa memberikan solusi infrastruktur untuk pemanfaatan 5G,” papar Teddy.
Diyakininya, dengan kemampuan pendanaan baik dari hasil IPO senilai lebih dari Rp 18 triliun, serta leverage dan biaya utang (cost of debt) terendah dibanding operator lainnya, Mitratel optimistis menyambut setiap peluang yang ada di tahun ini.
Terakhir, Mitratel akan terus meningkatkan efisiensi belanja modal (capex) dan biaya operasional (opex) perusahaan sehingga bisa meningkatkan profitabilitas serta menambah arus kas.(id)