telkomsel halo

Mitratel tebar dividen Rp966,7 miliar

09:24:50 | 24 Apr 2022
Mitratel tebar dividen Rp966,7 miliar
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko
JAKARTA (IndoTelko) - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mengumumkan jumlah dividen tunai yang akan dibagikan kepada para pemegang saham, yakni sebesar Rp 966,7 miliar usai menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Mitratel pada Jumat (22/4).

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengungkapkan, penyelenggaraan RUPST yang pertama bagi perseroan berjalan dengan lancar. Dan, diputuskan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh investor, yakni penggunaan laba bersih perusahaan tahun 2021, senilai Rp 1,381 triliun.

“Keputusan rapat terkait penggunaan laba bersih perusahaan tahun 2021, yaitu senilai Rp 1,381 triliun, yang akan digunakan sebanyak 5% atau sekitar Rp 69 miliar untuk cadangan, 25% atau Rp 345,3 miliar sebagai laba ditahan, dan 70% atau Rp 966,7 miliar sesuai dengan komitmen perusahaan untuk memberikan nilai maksimal bagi para investor akan dibagikan sebagai dividen tunai bagi para pemegang saham,” ungkap Theodorus.

Dia menambahkan, para pemegang saham yang berhak menerima dividen adalah para pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseoran per tanggal 12 Mei 2022 sampai dengan pukul 16.15 WIB. “Dividen akan dibayarkan selambat-lambatnya pada tanggal 25 Mei 2022,” terang Theodorus.

Sebelumnya, Theodorus mengatakan bahwa perseroan sedang bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital (digital telco), salah satunya dengan melengkapi portofolio bisnis melalui serat optik.
 
“Jadi, kami mulai menjalankan pembangunan serat optik di kurang lebih 2.000 km dan on average sudah terselesaikan sebesar 30%. Kami targetkan dalam waktu yang tidak lama pembangunan tersebut selesai dan bisa digunakan seluruh mobile network operator (MNO),” jelasnya.

Adapun total dana yang disiapkan perseroan untuk mendanai seluruh program serat optik pada tahun ini sebesar Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun. Tedi menambahkan bahwa dana untuk pembangunan serat optik itu berasal dari hasil IPO. “Jadi, tidak ada capital expenditure (capex) tambahan di luar proceed IPO yang kami gunakan,” imbuh Tedi.

Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama juga mengatakan, tahun ini, perseroan menganggarkan capex sebesar Rp 9,9 triliun yang akan digunakan untuk pengembangan organik berupa pembangunan menara baru dan penguatan kolokasi serta pembangunan serat optik. Sisanya akan dipakai untuk anorganik, seperti akuisisi menara yang pada tahun ini ditargetkan 3.000 tower.

Sejauh ini, lanjut Hendra, Mitratel belum berencana untuk mencari sumber pendanaan atau pinjaman dari luar negeri dan masih akan fokus memanfaatkan sumber dari dalam negeri. Pasalnya, Mitratel belum ingin memiliki exposur pada foreign exchange (forex), sehingga apabila memperoleh pinjaman luar negeri, pihaknya akan melakukan hedging cost.

GCG BUMN
“Tapi yang jelas, untuk saat ini hedging cost belum terlalu menarik. Oleh sebab itu, kita fokuskan pinjaman dari dalam negeri,” ujarnya.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year