telkomsel halo

Bakrie Telecom Sudah Kuasai Sebagian Saham Smartfren

11:31:42 | 13 Dec 2014
Bakrie Telecom Sudah Kuasai Sebagian Saham Smartfren
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dikabarkan sudah mengempit sekitar 6% saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) sebagai bagian dari konsekuensi kedua operator bersinergi menggelar layanan 4G berbasis Frequency Division Duplexing Long Term Evolution (FDD-LTE) di 800 MHz.

“Saham yang terdilusi milik salah satu pemegang saham utama Smartfren yakni PT Wahana Inti Nusantara. Saya lupa pasti tanggal transaksi, kalau tidak salah bulan lalu,” ungkap Direktur Smartfren Merza Fachys usai menghadiri HUT ke-3 IndoTelko Forum, kemarin.

Dalam catatan,  para pemegang saham mayoritas Smartfren terdiri atas tiga pihak, yakni PT Wahana Inti Nusantara (32,8%), PT Bali Media Telekomunikasi (24,1%), PT Global Nusa Data (24,8%), dan masyarakat (18,28%).

Kala sinergi kedua operator diumumkan awal November lalu memang ada klausul masuknya Bakrie Telecom sebagai salah satu pemegang saham minoritas di Smartfren. Jika Wahana Inti Nusantara meyerahkan sekitar 6% saham miliknya ke Bakrie Telecom, artinya sisa kepemilikan di emiten dengan kode saham FREN itu sekitar 26,81%.

Lebih lanjut Merza mengatakan, masih terbuka peluang Bakrie Telecom menambah kepemilikan di Smartfren, tetapi tak akan berujung kepada merger. "Kerja sama ini tidak meleburkan badan usaha. Untuk menentukan merger yang benar-benar bulat, sampai hari ini kita belum menemukan kesimpulan," ujarnya.      

Selesaikan Utang
Secara terpisah, Direktur Utama Bakrie Telecom Jastiro Abi menyatakan akan menyelesaikan seluruh utang perseroan senilai Rp 11,6 triliun melalui convertible saham dan mencicil secara bertahap.   

“Total utang kami sebesar Rp 11,6 triliun, yang sekitar Rp 7,6 triliun dalam bentuk (mandatory convertible bonds/MCB) dengan konversi saham seharga Rp 200, sedangkan sisanya akan diselesaikan dengan mencicil dalam tenor antara 5–10 tahun,” ungkap

Kesepakatan dengan kreditor ini sekaligus merupakan rencana perdamaian yang disahkan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, 9 Desember 2014. Kesepakatan perdamainan ini juga merupakan tindak lanjut dari kesepakatan kreditor yang dilakukan sebelumnya.

“Untuk 4G, kami sudah memenuhi semua persyarakatan dengan frekuensi 850 Mhz. Hanya kami yang memiliki, sehingga sekarangpun bisa running, kalau semua siap,” ujar Abi.

Sekretaris Perusahaan PT Bakrie Telecom Tbk, Harya Mitra Hidayat, menambahkan dengan adanya kesepakatan ini berarti secara garis besar semua backlog tunggakan sudah dianggap selesai. Ini, sudah sejalan dengan kesepakatan antara perusahaan dan vendor ataupun kreditor. “Ke depan, perusahan akan lebih fokus pada pengembangan usahanya,” tuturnya.

GCG BUMN
Menurutnya, prospek usaha Perseroan  menjadi salah satu yang membuat kepercayaan para kreditor meningkat sekaligus memandang  positif dalam kemampuan bayar Perseroan secara berkelanjutan terkait penyelesaian seluruh utangnya.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year