telkomsel halo

Aset kripto diuji skandal Binance

14:16:43 | 11 Jun 2023
Aset kripto diuji skandal Binance
Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) tengah menggugat Binance, platform pertukaran kripto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan, dan meminta persetujuan pengadilan untuk membekukan aset kripto yang dikendalikan oleh anak perusahaannya di AS.

SEC mengklaim beberapa token yang terdaftar di Binance adalah sekuritas yang tidak terdaftar. SEC menuduh Binance melanggar ketentuan undang-undang sekuritas AS terkait pendaftaran dengan penawaran dan penjualan aset kriptonya sendiri yang tidak terdaftar, termasuk token BNB dan stablecoin Binance USD (BUSD).

Tidak seperti stablecoin utama seperti tether (USDT), BUSD menawarkan beberapa keuntungan kepada pemegangnya saat menggunakan platform Binance.

Tak hanya itu, SEC telah melayangkan gugatan atas Binance dan CEO-nya, Chengpeng Zhao yang dikenal dengan inisial CZ, dengan tuduhan penipuan.

SEC berani membongkar modus CEO Binance Chengpeng Zhao dalam menggelapkan aset nasabah Binance. Aset senilai US$ 11 miliar (sekitar Rp 164 triliun) diketahui mengalir ke kas perusahaan milik bos Binance, Merit Peak.

Merit Peak adalah perusahaan perdagangan aset finansial yang berbasis di Seychelles, lokasi yang populer sebagai wilayah bebas pajak.

Aliran aset investor Binance ke Merit Peak terungkap dalam surat gugatan yang dilayangkan SEC ke pengadilan. Fakta ini, menurut Reuters, menjadi salah satu dasar SEC meminta pengadilan Amerika Serikat untuk membekukan aset Binance.

SEC menuduh Binance dan CZ menggunakan Merit Peak dan perusahaan perdagangan lain miliki Zhao, Sigma Chain, untuk mencampur aduk dana milik nasabah Binance kemudian menggunakan aset tersebut seenaknya.

Binance merespons gugatan SEC dengan komitmen untuk habis-habisan melawannya di pengadilan. "Semua aset pengguna di Binance dan afiliasi Binance, termasuk Binance.US, aman," kata Binance.

Menurut SEC, aliran dana ke Merit Peak terjadi selama periode 2019-2021 dari Key Vision Development Ltd., yang dikendalikan oleh CZ. Aset senilai US$ 11 miliar yang dikirim dari Key Vision adalah bagian dari aset US$ 22 miliar milik Binance dan afiliasi Binance.

Laporan Reuters sebelumnya menunjukkan bahwa Key Vision, Merit Peak, dan perusahaan induk Binance di Cayman Island, adalah inti dari jaringan kripto bursa kripto Binance.

Temuan SEC menunjukkan bahwa pengakuan Merit Peak, yang menyatakan bahwa perusahaan bertransaksi menggunakan uang pribadi CZ, tidak benar. Padahal, Merit Peak juga menggunakan platform Binance.com dan Binance.US untuk bertransaksi.

Adapun Sigma Chain menerima nyaris US$ 500 juta dari Binance dan BAM Trading, sekitar US$ 15 juta berasal dari Key Vision. Selain itu, surat gugatan SEC menggambarkan modus Binance dan CZ memindahkan miliaran dolar AS di AS dan keluar dari AS. Aliran dana juga ditemukan ke kantong pribadi CZ.

Sepanjang 2022, akun milik perusahaan bernama Swipewallet, yang salah satu pemiliknya adalah CZ, mengirim US$ 1,5 miliar dalam bentuk forex ke rekening di luar negeri.

Binance mengakuisisi Swipe, platform dompet digital dan kartu debit pada 2020. Sejak akuisisi tersebut, Swipe tidak lagi aktif berpromosi di media sosial.

Salah satu aliran dana yang paling mencurigakan adalah transfer aset senilai US$ 840 juta ada 1 Januari 2023 ke delapan perusahaan milik Binance dan CZ. Nyaris bersamaan dengan itu, dana senilai US$ 899 juta ditarik dari rekening-rekening tersebut. Pada akhir Maret, dana di seluruh rekening tersebut tak bersisa.

Dampak dari adanya kasus ini harga kripto mayoritas sempat mengalami penurunan beberapa hari yang lalu.

Namun secara prinsip, bagi investor di Indonesia yang melakukan perdagangan di crypto exchange yang terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) tak perlu kuatir.

Pelajaran dari kasus ini penting sekali bagi para investor dalam negeri untuk bertransaksi saja di crypto exchange lokal yang sudah terdaftar di Bappebti agar regulator bisa melindungi investasinya.

GCG BUMN
@IndoTelko

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year