JAKARTA (IndoTelko) – PT Bakrie Telecom Tbk ( BTEL) membukukan kerugian sebesar Rp 1,516 triliun sepanjang kuartal pertama 2015 berbanding terbalik dengan periode sama 2014 dimana masih mencicipi laba bersih Rp 211,4 miliar.
Dikutip dari Keterbukaan Informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten dengan kode saham BTEL ini hanya memiliki pendapatan usaha di kuartal I 2015 sebesar Rp 131,5 miliar atau turun 66% dibandingkan periode sama 2014 Rp
390,500 miliar.
Pasokan pendapatan Bakrie Telecom berasal dari jasa telekomunikasi sebesar Rp 158,7 miliar dan interkoneksi Rp 29,7 miliar.
Kerugian Bersih operator ini di kuartal I 2015 disebabkan oleh Kerugian Kurs yang sangat besar yaitu mencapai Rp328,27 miliar, sedangkan pada periode kuartal I 2014 membukukan Keuntungan Kurs sebesar Rp440,12 miliar.
Beban Usaha perseroan mencapai Rp842,91 miliar pada kuartal I 2015, meningkat dari Rp455,57 miliar di periode sama 2014. Beban Keuangan perseroan naik dari Rp170,27 miliar menjadi Rp260,28 miliar, Pendapatan (Beban) Lainnya mengalami penurunan dari Rp6,64 miliar menjadi Rp35,87 miliar.
Alhasil, Bakrie Telecom membukukan rugi usaha di kuartal I 2015 sebesar Rp 711,3 miliar membengkak dari periode sama 2014 sebesar Rp 65 miliar.
Total Aset perseroan pada kuartal I 2015 mencapai Rp6,80 triliun, turun dari Rp7,59 triliun di tahun 2014. Sementara utang yang dimiliki mencapai Rp6,59 triliun di kuartal I 2015 naik dari Rp5,95 triliun di kuartal I 2014.
Bakrie Telecom pada 30 Oktober 2014 telah melakukan perjanjian kerjasama dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dimana frekuensi 800 MHz miliknya digabungkan dengan Smartfren untuk mengembangkan 4G LTE.
Dalam kerjasama itu, Bakrie Telecom mendapatkan sekitar satu miliar saham Smartfren, mendapatkan dan Rp 500 miliar dari Smartfren untuk membayar Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi, dan menyewa jaringan telekomunikasi ke Smartfren dengan biaya Rp 30 miliar per bulan dalam jangka waktu tiga tahun.(id)